Sabtu, 23 November 2013

Karya Tulisku Ketika Mengikuti Lomba Jambore PAUDNI Di Batam Kepulauan Riau


PENINGKATAN  KREATIFITAS  ANAK USIA DINI
 MELALUI DONGENG
DI KOBER  PEMBINA  BANJAR AGUNG
 
Di susun oleh:
ARI KUSWANTO S.Pd




PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TULANG BAWANG
PROVINSI LAMPUNG





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNYA, penulisan Karya Nyata ini dapat terselesaikan dengan baik. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan 9 aspek kecerdasan jamak pada anak, dengan menggunakan strategi belajar sambil bermain, berpusat pada anak dan kebermaknaan. Pembelajaran PAUD dengan pendekatan melalui dongeng merupakan salah satu  metode / pendekatan pembelajaran anak usia dini yang dapat meningkatkan kreatifitas anak didik.
Hasil-hasil penelitian, termasuk didalamnya penelitian David Mc Clelland dengan amat jelas menyimpulkan bahwa cerita atau dongeng sangat berhubungan dengan karakter sebuah bangsa. Bangsa yang kuat pastilah memiliki etos perjuangan yang tinggi, terbukti memiliki tradisi bercerita yang kuat pula. Cerita berperan sangat besar dalam pembentukan peradaban suatu bangsa, dan hal ini dapat di lihat dari bangsa Jepang, India, Cina, Korea, dsb.
Adalah hal yang cukup memprihatinkan, di Indonesia bangsa kita sendiri menyaksikan anak-anak kita, generasi perajut masa depan bangsa kita, saat ini lebih banyak menghabiskan waktunya di depan pesawat televisi, hanyut dalam permainan modern. Orang tua sudah sedemikian sibuk untuk meluangkan waktu sejenak untuk mendongeng dengan buah hatinya, atau sekedar membacakan buku cerita. Akibatnya, hubungan batin antara orang tua dan anak, yang terbangun melalui proses bercerita itu, semakin memudar. Orang tua kurang menyadari bahwa dengan mendongeng, bercerita, atau membacakan buku, terkirim pesan mulia yang amat bermakna bahwa orang tua mengasihi, peduli, serta menggembirakan anak.
Sementara, di lain pihak, kita sebagai pendidik/guru/tutor anak-anak semakin dipusingkan dengan beban materi kurikulum, juga tuntutan dari orang tua murid, yang ternyata sangat didominasi oleh muatan-muatan kognitif. Sudah lama kita sebagai pengajar PAUD merasakan, hasil pendidikan kita amat sangat miskin karakter,lemah kreatifitas terlalu menekankan aspek etos, antusiasme, motivasi, serta rasa tanggung jawab. Karena beban-beban semacam ini, ditambah dengan beban administrasi pembelajaran yang begitu banyak, para pendidik tak lagi leluasa mengembangkan keterampilan mendongeng atau bercerita. Bahkan, kita semakin sedih mendapatkan kenyataan bahwa banyak para pendidik yang terjebak pada mekanisme soal-jawab dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi kering, membebani, dan kurang membangkitkan minat belajar anak. Padahal dongeng di samping sebagai salah satu pembelajaran yang sangat mudah karena bisa menggunakan media sederhana dan mudah di dapatkan, dongeng juga banyak mengandung unsur-unsur yang dapat memenuhi kebutuhan aspek-aspek pengembangan kreatifitas anak, di samping itu juga merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dongeng atau cerita tradisional sebagai hasil budaya setempat yang hampir punah kepada anak usia dini
Realitas yang memprihatinkan ini kemudian mendorong saya untuk mengembangkan dongeng atau cerita sebagai bagian dari pembelajaran di PAUD kami, kami menyadari Kehidupan anak selalu dekat dengan dunia bermain sejak bangun tidur sampai tidur kembali anak hanya ingin bermain,melalui bermain anak akan belajar mengenai kehidupan dan mendapatkan pengalaman yang membawa kesan menyenangkan bagi anak, dan salah satu permainan yang sifatnya mendidik adalah dengan bermain peran atau mendengarkan cerita/dongeng
Karena itu, kreatifitas dan kegiatan bermain anak perlu difasilitasi oleh orang tua dan pendidik di sekolah untuk mendukung agar anak menjadi aktif dan kreatif. Pembelajaran pada anak usia dini adalah fondasi pendidikan bagi anak yang baik untuk mendukung tumbuh kembang anak, oleh karena itu perlu adanya proses pembelajaran yang menyenangkan bagi anak,dan salah satunya adalah dengan dongeng. Untuk itu penulis berusaha menyajikan pembelajaran dongeng untuk meningkatkan kreatifitas anak usia dini dengan menerapkan dongeng sebagai bagian dari media pembelajaran, sehingga pembelajaran pada anak didik kami akan semakin menyenangkan dan tidak membosankan, juga lebih tepat dalam pembentukan karakter, minat baca anak, serta penambahan kosa kata dan perbendaharaan kata.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Nyata Peningkatan Kreatifitas Anak Usia Dini melalui Dongeng masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan-masukan sangat saya harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Karya Nyata ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikanya Karya Nyata ini penulis ucapkan terima kasih.
Selamat datang para pendidik dan anak-anak yang berkarakter budaya bangsa

     Banjar agung,         Mei 2013
          Penulis


Ari Kuswanto, S.Pd












BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Usia 0-6 tahun kita ketahui sebagai usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kecerdasan seorang anak, pada usia ini merupakan masa terpenting atau masa keemasan ( golden age ) bagi pengembangan intelegensi permanen diri anak. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasa-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral, dan juga nilai-nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensial anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Hal ini sesuai dengan hak anak, sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak yang menyatakan bahwa “setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan partisipasi secara wajar sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi’.
Masa kanak-kanak adalah masa yang indah untuk di kenang. Permainan dan cerita-cerita masa kecil itupun menjadi topik yang kerap diceritakan.
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya raya di bidang sumber alam dan Budaya, kekayaan alam dan budaya tersebut perlu digali dan di manfaatkan untuk kesejahteraan bangsa, untuk itu perlu pengenalan dan pemberian kesempatan untuk mengeksplor kekayaan alam sejak dini terutama Budaya Bangsa.
Sesuai dengan perkembanganya,rasa ingin tau anak usia dini sangat tinggi,rasa ingin tau tersebut perlu difasilitasi oleh orang dewasa sehingga akan mendatangkan manfaat bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya.Pentingnya kesadaran pengenalan budaya pada Anak Usia Dini dapat disampaikan melalui pendidikan yang berhubungan dengan budaya dan karakter Bangsa, terutama budaya daerah masing-masing. Lingkungan kami yang berada di daerah  Kabupaten Tulang Bawang Propinsi Lampung, memiliki keanekaragaman budaya Yang penduduknya beraneka ragam suku membaur rukun dan damai  memungkinkan kami  lebih banyak memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran kami. Selain bermain, Untuk dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan pada anak-anak, salah satunya adalah dengan bercerita atau dongeng.
Tak berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa cerita atau dongeng adalah fenomena universal setiap bangsa. Besar atau kecil,kuat ataupun lemah, setiap bangsa bahkan disetiap daerah atau suku-suku selalu ada tradisi atau cerita sendiri-sendiri, tak terkecuali di daerah asal saya kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Sayang cerita atau dongeng tersebut sekarang sudah sangat jarang di dengar anak-anak zaman sekarang, karena anak-anak telah menghabiskan waktu mereka di depan pesawat televisi atau sibuk dengan permainan modern seperti play station. Sedangkan orang tua atau para pendidik yang sebenarnya lebih pantas memberikan cerita atau dongeng juga sudah makin disibukkan dengan pekerjaan. Padahal cerita atau dongeng adalah ajang melatih kemampuan anak berkonsentrasi, menambah kosa kata,perbendaharaan kata, berimajinasi serta kerja sama. Hal yang menarik dari dongeng adalah kita bisa berimajinasi ke masa yang sudah lewat atau kalau bagi anak-anak dia bisa berimajinasi atau membayangkan ke masa dimana dia belum ada, selain itu kenekaragaman budaya di indonesia semakin menarik untuk di ceritakan dan di wariskan secara turun temurun kegenerasi anak bangsa, sedangkan hal yang menjadi keunggulan dari mendongeng adalah bahan atau cerita yang hampir setiap daerah memiliknya sehingga para pengajar dengan sangat mudah bisa mendapatkan bahan buat mendongeng. Sekarang terdapat kekhawatiran, dongeng akan semakin terlupakan, tergilas popularitas permainan dan cerita-cerita modern. Para orang tua sudah jarang mendongeng atau sekedar membacakan buku cerita ke anaknya menjelang tidur, para pengajar sudah semakin di sibukkan dengan model pembelajaran yang serba instan menggunakan buku lembar kerja dari pada meluangkan waktu beberapa menit untuk bercerita sebagai jurnal pagi di awal pembelajaran dimulai dikelas, anak-anak sudah mulai kehilangan semua itu, karena semua itu tak di dapatkan lagi dari para pengajar dan kemungkinan jika ini di biarkan dongeng-dongeng di Indonesia yang begitu beraneka ragam akan terancam punah dan tak di kenal oleh generasi penerus bangsa karena kalah pamor dengan aneka permainan yang serba modern yang lebih cenderung individualistis. Kita terlalu banyak menerima, dibilang teknologi baru yang akan memintarkan orang Indonesia. Kenyataanya, teknologi yang di bilang baru itu membawa kita ke pemikiran praktis ( tinggal pakai ), tanpa membawa kita langsung; bagaimana itu bisa terjadi ? dongeng nusantara yang di katakan kuno, ketinggalan zaman mustinya di agungkan dan dicermati hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Banyak cerita atau dongeng rakyat indonesia yang sarat dengan makna pendidikan anak menuju pemikiran yang logis, dongeng juga dapat mengembangkan kecerdasan anak dan menanamkan nilai positif. Untuk itu penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini memerlukan pendekatan yang tepat agar dapat mmengoptimalkan seluruh potensi kecerdasan anak. Ada banyak pendekatan dalam pendidikan anak usia dini untuk menciptakan sebuah kteatifitas diantaranya pendekatan budaya setempat melalui Dongeng nusantara atau dongeng daerah setempat sehingga anak akan lebih mengenal budaya daerah masing-masing.

B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis identifikasikan beberapa permasalahan yang menyangkut peningkatan kreatifitas dan karakter anak usia dini melalui dongeng, yaitu
1.    Anak-anak jaman sekarang jarang bahkan hampir tidak pernah mendengarkan sebuah Dongeng atau cerita rakyat indonesia
2.    Tidak di kenalkanya Dongeng ke anak-anak seiring dengan kemajuan teknologi seperti cerita atau film kartun di televisi,permainan online .play station ( PS ),  dan komputer.
3.    Banyak orang beranggapan bahwa dongeng daerah atau cerita nusantara itu hanya sebuah produk budaya lokal yang di pandang sebelah mata dan kuno.
4.    Dari sekian banyak koleksi atau ke anekaragaman cerita atau Dongeng Nusantara sudah jarang di temukan arsip-arsipnya karena sudah tergeser dengan kemajuan zaman
5.    Cerita atau Dongeng Nusantara yang dalam beberapa hal mmemiliki keunggulan menjadi terpingirkan.

C.  Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana menggangkat, mengenalkan serta melestarikan Dongeng agar dikenal anak dan tidak mengalami kepunahan?
2.    Bagaimana mengembangkan aspek-aspek kecerdasan anak, kreatifitas anak, karakteristik anak usia dini dengan pendekatan pembelajaran melalui Dongeng.

D.  Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang dirumuskan dalam perumusan masalah yaitu :
1.    Menggangkat dan mengenalkan, serta melestarikan Dongeng agar tidak punah atau hilang
2.    Mengembangkan aspek-aspek kecerdasan dan kreatifitas Anak Usia Dini dengan pendekatan dongeng



E.  Manfaat Penulisan
1.    Memberikan pandangan/masukan kepada pendidik dan pengelola PAUD agar dalam melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran anak usia dini dengan menggunakan metode belajar sambil bermain dengan menceritakan/mendonggeng.
2.    Sebagai masukan kepada pihak-pihak yang terlibat serta perduli terhadap pendidikan anak usia dini dan juga terhadap salah satu warisan budaya bangsa yaitu dongeng, untuk bisa mencari dan memunculkan gagasan-gagasan tentang bagaimana merangsang dan meniningkatkan kreatifitas dan potensi kecerdasan yang dimiliki anak agar dapat tumbuh optimal, dan bagaimana memperkenalkan dongeng kepada anak dan juga pendidik agar tetap bisa lestari sepanjang masa.
F.   Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya nyata ini sistematika penulisanya adalah sebagai berikut :
1.    Bab I merupakan pendahuluan, yang menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.
2.    Bab II menjelaskan tentang landasan teori yang terdiri dari, pengertian pendidikan anak usia dini, pentingnya pendidikan anak usia dini, tujuan pendidikan anak usia dini,pendekatan pembelajaran pendidikan anak usia dini, prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini, konsep dasar pengembangan kecerdasan dan kretifitas anak usia dini dengan pendekatan dongeng serta upaya melestarikan dongeng.
3.    Bab III menjelaskan tentang analisa pengembangan kecerdasan dan kreatifitas anak usia dini dengan pendekatan dongeng terdiri dari gambaran umum lembaga penyelenggara,pembahasan masalah, jenis-jenis dongeng, serta pengembangan dongeng.
4.    Bab IV merupakan bab penutup yang menjelaskaan tentang kesimpulan,saran dan rekomendasi.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi annak usia dini ( 0-6 tahun ) yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan dalam pendidikan selanjutnya.(UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, butir 14). Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan perkembangan fisik ( motorik kasar dan halus ), kecerdasan ( daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, sosial emosional ). Sikap dan prilaku serta agama, bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilakukan anak usia dini.

B.  Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Usia dini merupakan masa kritis yang keberhasilanya sangat menentukan kualitas anak di masa dewasa. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun                   ( NAEYC,1992 ). Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam     aspek seperti : fisik, sosio-emosional, dan kognitif sedang mengalami masa yang tercepat dalam rentang perkembangan hidup manusia ( Berk, 1992 ). Oleh karena itu proses pendidikan yang baik dan ideal seharusnya dilakukan sejak lahir. Hasil penelitian menunjukkan bbahwa sejak lahir anak memiliki kurang lebih 100 miliar sel otak. Peerkembangaan otak anak usia 0-4 tahun sudah mencapai 50%, sampai dengan usia 8 tahun 80%, sampai engan usia 18 tahun 100%. Otak anak yang cerdas adalak otak yang rimbun oleh banyaknya sambungan antar sel otak yang terbentuk. Sel-sel syaraf ini harus rutin distimulasi dan didayagunakan agar berkembang jumlahnya, jika tidak, jumlah sel akan semakin berkurang yang berdampak pada pengikisan segenap potensi kecerdasan anak ( Gardner ) mengemukakan bahwa otak manusia memiliki beberapa kecerdasan secara alamiah, walaupn perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam intelegensi, bakat, minat, kreatifitas, kematangan emosi, kepribadian, keadaan jasmani dan soaialnya, namun bila anak distimulasi sejak dini, maka akan ditemukan Genius  ( potensi baik/unggul ) dalam dirinya. Setiap anak memiliki kemampuan yang tak tterbatas ( limited capacity to learn ) dalam belajar yang inheren ( telah ada ) dalam dirinya untuk dapat berfikir kreatif dan produktif. Oleh karena itu anak memerlukan program pendidikan yang membuka kapasitas tersebut ( unlocking the capacity ), melalui pendidikan yang bermakna seawal mungkin. Penyelengara pendidikan anak usia dini akan membantu membentuk dan menciptakan manusia yang berkualitas.

C.  Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangagkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya sesuai dengan tingkat perkembanganya sehingga memiliki kesiapan yang optimal dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa dewasanya. Sedangkan berdasarkan tinjauan aspek didaktis psikologis tujuan pendidikan anak usia dini yang utama adalah :
1.    Menumbuh kembangkan pengetahuan,sikap dan keterampilan agar mampu menolong diri sendiri, yaitu mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, seperti; mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya, mampu mengendalikan emosinya dan mampu mmembangun sebuah hubungan dengan orang lain disekitarnya.
2.    Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar. Hal ini sesuai dengan perkembangan paradigma bbaru dunia pendidikan melalui empat pilar pendidikan yang dicanangkan UNESCO, yaitu lerning to know, leraning to do, learning to be, dan lerning to live together yang dalam implementasinya di PAUD dilakukan melalui pendekatan belajar sambil bermain,belajar yang menyenangkan, serta menumbuh kembangkan keterampilan hidup sederhana sedini mungkin.

D.  Pendekatan dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Pendekatan pembelajaran pada kelompok bermain hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
1.    Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan annak
2.    Berorientasi pada kebutuhan anak.
3.    Bermain sambil belajar.
4.    Merangsang munculnya kreatifitas dan inovasi.
5.    Lingkungan pendidikan yang kondusif.
6.    Menggunakan pembelajaran yang terpadu.
7.    Mengembangkan berbagai kecakapan hidup.
8.    Menggunakan berbagai media dan sumber belajar.

E.  Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini
Pembelajaran anak usia dini disamping memperhatikan prinsip-prinsip belajar juga harus memperhatikan prinsip-prinsip perkembangan annak usia dini.
Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini antara lain :
1.    Anak akan belajar dengan baik  apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa nyaman aman dalam lingkunganya.
2.    Anak belajar terus menerus, dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu, mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali sesuatu konsep, hingga mampu membuat sesuatu yang berharga.
3.    Anak belajar melaluiinteraksi sosial, baik dengan orang dewasa maupun dengan teman sebaya.
4.    Minat dan ketekunan anak akan memotifasi belajar anak.
5.    Perkembangan dan gaya belajar anak harus dipertimbangkan sesuai dengan perbedaan individu.
6.    Anak belajar dari hal-hal yang sederhana sampai yang kompleks, dari yang kongkrit sampai ke yang abstrak, dari yang berupa gerakan ke bahasa verbal, dan dari diri sendiri ke interaksi dengan orang lain.

F.   Konsep Dasar Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Dini Dengan Dongeng Anak Usia Dini
1.    Pengertian Dongeng
a.    Pengertian Dongeng Menurut Para Ahli
v  Pengertian Dongeng Menurut James Danandjaja
Menurur (James Danandjaja, 2007: 83) dongeng adalah cerita pendek yang disampaikan secara lisan, dimana dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi.
v  Pengertian Dongeng Menurut Kamisa
Menurut (Kamisa, 1997: 144) dongeng adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan. Dongeng merupakan suatu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/ fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut.
v  Pengertian Dongeng Menurut Nurgiantoro
Menurut (Nurgiantoro, 2005:198) dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal.
v  Pengertian Dongeng Menurut Agus Triyanto
Menurut (Agus Triyanto, 2007: 46) dongeng adalahcerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi yang berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur.
b.    Pengertian Dongeng Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar nyata, merupakan pengungkapan  diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi yang berisi tentang petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang tidak masuk akal dengan menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa.

2.    Karakteristik Dongeng Dongeng Anak Usia Dini
Dongeng anak usia dini memiliki karakteristik tersendiri yang dapat membedakanya dengan dongeng-dongeng lainya.
a.       Dongeng cenderung ringan dan bersifat menghibur
Artinya dongeng yang di ceritakan musti cerita yang masih bisa di cerna atau di jangkau daya imajinasi anak menurut perkembanganya.
b.      Dongeng lebih banyak menceritakan tentang dunia binatang ( Fabel )

3.    Nilai-nilai Dalam Dongeng Anak Usia Dini
Dongeng anak usia diniternyata memiliki beberapa hal yang menarik untuk dicermati.dongeng selalu melahirkan sebuah suasana suka cita. Sebagaimana yang disampaikan oleh David Mccelland seorang pakar Psikologi sosial dari Amerika Serikat bahwa dongeng yang diceritakan kepada anak sangat berpengaruh terhadap prestasi suatu bangsa (Baedowi, 2008). Dongeng bisa menjadi salah satu alternatif yang cukup brilian untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak, khususnya anak usia dini dan tentunya aktifitas itu bisa dilakukan dirumah maupun disekolah, artinya, jika seorang pendidik menceritakan dongeng kepada siswanya dikelas, sesungguhnya seorang pendidik sedang meletakkan satu fondasi bagi bangunan masa depan bangsa. Begitu juga ketika para orang tua membacakan dongeng untuk anak-anak mereka menjelang tidur, sebenarnya mereka sedang merintis prestasi buah hatinya dimasa mendatang. Aktifitas mendongeng mengandung banyak sekali pengaruh positif kalau kita tinjau dari perspektif pendidikan anak usia dini, hal ini seperti ditegaskan oleh pemerhati anak dan Tokoh Pendidikan anak usia dini, kak Seto(2008), menurutnya pendidikan moral yang terkandung dalam setiap dongeng dapat merangsang kecerdasan emosional dan spiritual anak. Anak-anak yang terbiasa mendengarkan dongeng akan memiliki kemampuan membedakan sifat jahat dan sifat baik yang terkandung didalamnya. Mendongeng juga merupakan jembatan komnikasi ysng paling baik antara orang tua ,pendidik dan anak sejak dini. Selain kak Seto, Kak Wees(2007), mengatakan bahwa dongeng dapat menumbuhkan kedekatan emosional antara pendongeng dan pendengarnya. Oleh karena itu, sudah semestinya para pendidik dan orang tua menyempatkan waktu untuk mendongengkan cerita kepada anak juga anak didiknya.

G. Upaya Pelestarian Dongeng Anak Usia Dini
Kak Bimo Pakar dongeng indonesia mengatakan : mendongeng sekarang jarang sekali di dengar anak usia dini, karena anak-anak zaman sekarang sudah tergila-gila dengan playstation atau komik-komok jepang,televisi menyerap perhatian anak-anak hampir 24 jam.
Dari uraian di atas kita dapat melihat penyebab punahnya dongeng. Untuk itu dibutuhkan upaya maksimal baik dari jajaran pemerintah melalui dinas terkait maupun masyarakat sebagai pelaksana dalam melestarikan salah satu budaya bangsa Indonesia Khususnya dongeng . dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, marilah kita bersama-sama memperkenalkan dan menggalakkan kembali dongeng, karena kita berada dilingkungan pendidikan, maka kita dapat mulai dengan cara menyebarkan,informasi dan simulasi dongeng anak usia  dini untuk dapat dipelajari pendidik PAUD dan lembaga sejenis dan kemudian menerapkan serta mempraktekkan dongeng ini dilingkungan sekolah masing-masing. Di samping itu, kita juga mengembangkan atau melakukan inovasi dongeng anak usia dini menjadi suatu pembelajaran yang menarik, agar dongeng tidak di anggap sebagai media kuno dan tidak ada apa-apanya.



















BAB III
ANALISA PENGEMBANGAN KREATIFITAS ANAK USIA DINI
DENGAN PENDEKATAN DONGENG

A.      Gambaran Umum Lembaga Penyelenggara
1.      Sejarah Singkat PAUD Pembina
Kelompok Belajar (KB) Pembina, adalah sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang bernaung di bawah PKBM Angkasa Raya. Sesuai dengan Lampiran Keputusan dan Ijin Operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang....
Kelompok Bermain Pembina berdiri pada tanggal 11 Mei 2009, merupakan PAUD terpadu yang menyatu dengan Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Banjar Agung yang telah berdiri dari tahun 2003, pendirian KB Pembina sendiri dikarenakan permintaan wali murid yang kebetulan anak-anaknya sekolah di TK dan mempunyai anak satu lagi yang umurnya 3 tahun jadi sekalian agar bisa sekolah bareng.
Gambar 1.Gedung PAUD Pembina

2.      Lokasi PAUD Pembina
PAUD Pembina berada di Jl.Ethanol Kampung Tunggal Warga Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang. Posisi PAUD Pembina menyatu dengan gedung TK Negeri Pembina Banjar Agung, berada di ibukota Kecamatan berjarak sekitar 1,5 KM dari pasar Unit 2, sebagai Pusat Perdagangan dan ekonomi di Kabupaten Tulang Bawang. Fasilitas umum juga ada disekitar PAUD Pembina seperti sarana Tempat ibadah, masjid, Gereja, rumah sakit,puskesmas,pertokoan,sekolah-sekolah SD,SMP,SMK,KAMPUS yang rata-rata hanya berjarak 100-500 M dari lokasi PAUD Pembina. Lokasi Karakteristik geografis,sosio-ekonomi edukatif dan spiritual ini mengindikasikan bahwa PAUD Pembina cukup Straategis untuk ditemukan lokasinya. Letak PAUD Pambina dapat di liat pada peta.

3.      Visi dan Misi PAUD Pembina
Visi PAUD Pembina adalah :
Mewujudkan Anak Usia Dini yang sehat, cerdas, dan ceria, berahklak mulia yang siap mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Misi PAUD Pembina adalah :
a.          Mewujudkan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang unggul
b.         Menciptakan lingkungan belajar dan bermain yang menumbuhkan suasana belajar aktif, kreatif, menyenangkan, sehat dan inovatif bagi anak.
c.         Menerapkan metode pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan peserta anak didik.
d.        Mencetak lulusan yang memiliki kepribadian, sosial-emosional serta karakter yang unggul.

4.      Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a.       Kondisi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah pendidik di KB Pembina sebanyak 3 orang, semua merangkap dikarenakan terbatasnya tenaga kerja yaitu : 1 ketua pengelola yang merangkap sebagai tutor,1 sekertaris yang merangkap sebagai tutor,1 bendahara yang merangkap sebagai tutor dan 1 tutor.
Adapun gambaran profil pendidik dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
NO

NAMA

TTL

JENIS.KEL

PENDIDIKAN

JABATAN

KET

1

NENENG .Q, S.Pd


Majalengka,01-111974

Perempuan

SI,PAUD
K.Pengelola
Tutor


2

RENI LISTIYANINGSIH

Adijaya,07-08-1970

Perempuan

SPG TK
Bendahara
Tutor


3

ARI KUSWANTO,S.Pd

Sleman,8 April 1983

Laki-laki

SI.PAUD
Sekretaris
Tutor


Gambar 2.tabel pendidik KB Pembina

b.      Kondisi Anak Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia

No

Kel.usia
kelompok
Jumlah
KB-A
L
P
KB-B
L
P
Angka
%
1
2,5 th-3 th
9
2
7
-
-
-
9
12%
2
3 th-4,5 th
-
-
-
24
13
11
24
88%
            Jumlah
9
2
7
24
13
11
33
100%
                                            
                                          Gambar 3.Tabel Kondisi Anak Didik



 





                                                                                                                                                                                                                                                                                               

                                       2009-2010   2010-2011   2011-2012    2012-2013         
Tabel 4. diagram jumlah siswa 3 tahun terakir
c.       Struktur Pengelola

STRUKTUR ORGANISASI
KELOMPOK BERMAIN PEMBINA
Jl.Ethanol Tunggal Warga Banjar Agung














Text Box: NENENGQOMARIYAH,S.Pd
NUPTK .1433752657300003
Text Box: ARI KUSWANTO,S.Pd
. NUPTK  1740761666200002
Text Box: RENI LISTIYANINGSIH
NUPTK  9149748652300003
 










Gambar. 5 Struktur organisasi KB Pembina

B.       Pembahasan Masalah
1.      Faktor-faktor penyebab hilangnya dongeng dan upaya melestarikanya
Banyak faktor yang mempengaruhi berkurangnya minat mendongeng dan mendengarkan dongeng yang imbasnya mempengaruhi rendahnya kualitas bangsa indonesia seperti tingkat pendidikan,kesehatan dan kesejahteraan yang rendah. Kualitas SDM yang belum baik merupakan variabel penting yang membuat rendahnya mutu pendidikan indonesia di kancah internasional, kurang tersedianya fasilitas belajar yang memadai, rendahnya kualitas guru dan pendidik, dan juga karakter guru dan siswa yang belum terkondisikan untuk disiplin,jujur dan bertanggung jawab, bukti apa yang di kemukakan diatas adalah makin berkurangnya minat mendongeng atau sekedar membacakan dongeng bagi pendidik untuk anak didiknya.
Faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya minat mendongeng bagi guru dan minat mendengarkan dongeng bagi peserta didik diantaranya :
a.       Sistem pembelajaran di indonesia yang telah membuat siswa cenderung pasif dan hanya sekedar belajar mambaca,berhitung,menulis dan sangat monoton tanpa ada selingan yang sifatnya senang tp masih ada unsur pendidikan seperti mendengarkan dongeng atau membaca buku cerita.
b.      Munculnya permainan game yang makin cangih dan variatif serta tayangan televisi yang semakin menarik, telah mengalihkan perhatian anak didik dari buku cerita atau dongeng yang mungkin mereka anggap kuno. Sementara makin mewabahnya warnet membuat anak lebih senang dan betah berada di depan layar komputer dengan permainan game.
c.       Selain dua faktor di atas, sarana untuk memperoleh bacaan atau buku-buku dongeng masih minim.

Dari beberapa faktor diatas kita akan tau bagaimana cara meningkatkan kreatifitas anak didik dengan cara mendongeng.
Adapun beberapa hal yang memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motifasi mendongeng, yaitu antara lain :
a.       Peran keluarga
Orang tua diharapkan dapat memberikan dampak positif dengan menanamkan kebiasaan untuk mau meluangkan waktu untuk membacakan buku cerita kepada anak-anaknya.
b.      Peran Guru
Peran serta guru tidak bisa dilepaskan dari upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan,termasuk dalam proses pembelajaran melalui dongeng, sosok guru adalah sebagai sosok penganti orang tua dan sebagai pembimbing peserta didik.
c.       Peran Media Cetak dan elektronik
Koran dan majalah juga dapat membantu meningkatkan minat anak untuk membaca dongeng dengan menyajikan berita atau informasi yang menarik minat anak untuk melihat dan mengetahui alur cerita yang disajikan. Sementara internet merupakan media yang paling ampuh sebenarnya untuk mengenalkan dongeng untuk anak.salah satu cara dengan menyediakn banyak artikel dongeng yang menarik dan modern sehingga anak akan lebih penasaran untuk membacanya.
d.      Peran toko buku dan perpustakaan
Toko buku dan perpustakaan adalah tempat-tempat yang sangat berperan dalam mempromosikan budaya mendongeng, yaitu dengan cara menjual dan menyediakan koleksi buku dongeng yang fariatif dan lengkap.
e.       Peran pemerintah
Peran pemerintah sebagai regulator, yaitu dimana pemerintah mampu untuk menghasilkan peraturan maupun kebijakan yang mampu mengayomi kepentingan sosial bagi masyarakat, dan sisi lain kepentingan ekonimi bagi para pengusaha di bidang industri buku sehingga keduanya harus sinergi untuk mencapai suatu tujuan utama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu pemerintah juga bisa menjadi inisiator untuk bisa melakukan perubahan yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan sacara nasional yaitu dengan menyedikan buku-buku bermutu dengan harga murah dan terjangkau oleh lapisan masyarakat.
2.      Pembelajaran PAUD dengan Pendekatan Dongeng untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini.
Budaya mendongeng mulai luntur ditengah merebaknya film kartun anak-anak dari luar negeri. Padahal, dongeng yang menyelipkan nilai-nilai moral telah beratus-ratus tahun menjadi media pembentuk kepribadian sejak usia dini, untuk menggalakan kembali budaya mendongeng bagi anak maka perlu di ciptakan sebuah kurikulum yang memasukkan dongeng sebagai salah satu bahan ajar yang wajib di penuhi oleh para pendidik di sebuah instansi pendidikan. Seperti yang sedang saya terapkan di KB Pembina Kec.Banjar Agung Kab Tulang Bawang,
3.      Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Mendongeng telah dimasukkan dalam program kegiatan belajar anak, kemudian pendidik mengembangkanya lagi di dalan rencana kegiatan Mingguan dan akan di kembangkan lagi dalam kegiatan harian. Adapun pelaksanaan kegiatan mendongeng sendiri dilaksanakan seminggu sekali dengan pilihan hari disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh guru kelas masing masing.
C.      Jenis-jenis Dongeng
Ada banyak jenis dongeng yang dapat kita pelajari dan bisa di jadikan sebagai media pembelajaran untuk anak usia dini, tentunya dongeng-dongeng yang sifatnya ringan namun tetap mengandung unsur pendidikan yang dapat di ambil manfaatnya guna perkembangan anak didik. Adapun diantaranya macam-macam dongeng adalah sebagai berikut :
1.      Fabel ( dongeng tentang Binatang dan benda mati )
2.      Sage ( dongeng tentang petualangan )
3.      Hikayat ( dongeng tentang cerita rakyat )
4.      Legenda ( dongeng tentang asal-usul )
5.      Myte ( dongeng tentang dewa-dewi,roh,atau cerita tentang dunia khayangan )
6.      Ephos ( Dongeng tentang cerita-cerita besar semisal,Mahabarata,Ramayana dan sebagainya )




D.      Manfaat Dongeng
Mendongeng memang banyak sekali manfaatnya bagi anak-anak antara lain :
1.      Sebagai sarana kontak bathin antara pendidik termasuk orang tua dengan anak didik.
2.      Sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau nilai-nilai ajaran tertentu.
3.      Sebagai sarana pendidikan emosi ( perasaan ) peserta didik.
4.      Sebagai sarana pendidikan fantasi/imajinasi/kreatifitas ( daya cipta ) peserta didik.
5.      Sebagai sarana pendidikan bahasa,daya pikir peserta didik.
6.      Membantu proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita.
7.      Sarana hiburan dan penarik perhatian.
8.      Sebagai penggugah minat baca anak.
9.      Sebagai sarana membangun watak mulia.
Melalui dongeng-dongeng yang baik, sesunguhnya anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas. Dongeng secara faktual eraat sekali hubunganya dengan pembentukan karakter, bukan saja karakter manusia secara individual, tetapi juga karakter manusia dalam ruang lingkup yang lebih luas.

E.       Pengembangan Dongeng Untuk Anak Usia Dini
1.      Tehknik  Mendongeng
Ada suatu ungkapan “ Seorang Guru yang tidak bisa mendongeng, ibarat orang yang hidup tanpa kepala “bagaimana tidak, bagi seorang pendidik anak-anak khususnya para tutor PAUD keahlian mendongeng merupakan salah satu kemampuan yang wajib dikuasai. Karena melalui metode dongeng inilah para pengasuh atau pendidik mampu menularkan pengetahuan dan menanamkan nilai budi pekerti luhur yang efektif dan anak-anak menerimanya dengan senang hati. Sayangnya model cerita atau dongeng yang secara khusus didasarkan pada material kurikulum pengajaran di TPA/KB/RA/TK saat ini masih jarang yang di tulis secara khusus oleh para praktisi dongeng di indonesia. Padahal panduan semacam itu sangat dibutuhkan oleh para pendidik anak usia dini diseluruh nusantara.
Mendongeng merupakan sebuah metode yang tepat dan praktis dalam pengembangan kreatifitas anak usia dini, mungkin akan muncul sebuah pertanyaan mengapa metode dongeng ini efektif, ? dikatakan efektif, karena dongeng pada umumnya lebih berkesan dari pada nasehat murni, sehingga pada umumnya  dongeng terekam jauh lebih kuat dalam memori pendengarnya.

2.      Cara Mendongeng Untuk Anak Usia Dini
Sebelum mendongeng, pendidik harus memahami terlebih dahulu tentang dongeng apa yang akan disampaikan, tentu saja disesuaikan dengan karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat mendongeng dengan tepat pendidik terlebih dahulu harus menyiapkan materi ceritanya yang dapat di tentukan oleh :
a.       Pemilihan tema dan judul
Pemilihan tema dan judul ini sangat penting sekali apalagi sasaran yang akan mendengarkan dongeng kita adalah anak-anak usia dini, dimana kita ketahui bahwa anak didik kita berkisar antara 3-6 tahun dimana pada usia itu anak hidup dalam dunia hayal, anak-anak menyukai hal-hal yang fantastis, aneh, yang bisa menbuat imajinasi mereka menari-nari.
Contoh cerita untuk anak usia 3-4 tahun ( anak usia ini lebih senang dengan cerita fabel ), misalnya : Si Wortel, Tomat yang hebat, Kambing Gunung dan Kambing Gibas, Ayam bertelor emas,Bebek buruk rupa, atau kisah Kancil yang cerdik
b.      Waktu penyajian
Para pendidik juga musti mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa anak, rentang konsentrasi dan daya tangkap anak, makanya waktu bercerita atau mendongeng juga memerlukan waktu yang berbeda menurut tingkatan usianya, untuk anak 3-4 tahun cukup dengan 8-10 menit, selain itu pendidik juga musti atraktif,komunikatif dan homoris ketika sedang membawakan dongeng.
c.       Suasana ( situasi dan kondisi )
Suasana mustinya disesuaikan dengan acara atau peristiwa yang sedang atau akan berlangsung,atau bisa juga di sesuaikan dengan tema pembelajaran yang sedang berlangsung pada saat itu. Pendidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi dongeng yang disesuaikan dengan suasana. Jadi selaras materi cerita dengan acara atau momen ketika kegiatan mendongeng itu berlangsung.

3.      Praktek Mendongeng
Seorang pendongeng harus pandai mengembangkan berbagai unsur penyajian cerita sehingga terjadi harmoni yang tepat,unsur-unsur itu diantaranya,narasi,dialog,ekspresi dan juga gerak. Selain itu pendongeng juga musti bisa mengkondisikan anak. Tertip merupakan sarat wajib tercapainya tujuan mendongeng, adapun cara untun mencapai itu bisa dengan beberapa cara di bawah ini :
v Aneka tepuk; misal tepuk satu,tepuk tenangtepuk anak sholeh dll
v Simulasi kunci mulut: Pendidik mengajak anak-anak memasukkan tanganya ke dalam saku,kemudian seolah-olah mengambil kunci dari saku,kemudian kuncilah mulut dan pura-pura memasukkan kunci tersebut kedalam saku celana lagi.
v Lomba duduk tenang, kalimat ini bisa diucapkan sebelum pendidik mulai mendongeng ataupun selama berlangsungnya cerita,teknik ini akan mampu menenangkan anak apabila cara pengucapanya dengan bersungguh-sunguh.
v Tata tertib atau aturan main : sebelum bercerita pendidik menyampaikan aturan main selama mendengarkan dongeng, misalnya; tidak boleh sambil berjalan-jalan, tidak boleh sambil mengobrol, tidak akan menganggu teman di sebelahnya atau tidak boleh gaduh. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak-anak agar tidak melakukan aktifitas yang menganggu jalanya cerita dongeng yang akan di bacakan.
v Siapkan hadiah secara umum anak-anak menyukai hadiah, hadiah tidak harus berupa kado tetapi hadiah bisa di lambangkan dengan pujian dan sebagainya, misalnya; siapa nanti yang mau mendengerkan cerita ibu/bapak dengan baik, dan bisa menjawab pertanyaan akan ibu/bapak beri nilai bintang tiga.

Selebihnya tahnik membuka dongeng juga sangat penting, mengugah minat anak untuk bisa mendengarkan dengan baik merupakan penentuan untuk memulai mendongeng. Beberapa tehkik berikut bisa anda coba untuk diterapkan di lembaga anda, dan di antaranya dapat dilakukan dengan:
v Pernyataan kesiapan : “ Anak-anak, hari ini bunda telah siapkan sebuah cerita dongeng yang sangat menarik.....” dan seterusnya
v Potongan cerita dongeng: “ Pernahkah kalian melihat seekor ayam yang dapat bertelur emas?, kemudian dia mati karena ketamakanya.....?”
v Sinopsis atau rangkaian cerita: “cerita ibu hari ini adalah tentang kisah seekor bebek yang buruk rupa, dia dikucilkan dari saudara saudaranya karena memiliki bulu yang berbeda, mari kita dengarkan bersama-sama !
v Munculkan tokoh dan visualisasi “ dalam cerita kali ini, akan ada 4 orang tokoh penting sayang, yang pertama adalah seorang guru yang bernama Ari, wajahnya cerah dan menyenangkan ,yang kedua adalah seorang anak yang jago main karate, ia tak takut dengan siapapun..... namanya Darwin, yang ketiga adalah seorang ketua gerombolan penjahat yang benama Yoga, badanya tinggi besar dan bila tertawa HA.....HA.....HA.....HA.....HA....”,Yoga memliki golok yang sangat besar,dan seterusnya.
v Pijakan( seting ) tempat “ Disebuah desa yang makmur.....”, “ Di pinggir pantai....”, Di tengah Hutan belantara hiduplah.....” dan lain-lain
v Pijakan ( seting ) waktu, “Jaman dahulu kala....”, “ Pada suatu pagi yang cerah...”, dan lain-lanya
v Ekspresi dan Emosi :adegan orang marah, menangis, tertawa, berteriak dan lain sebagainya.

Tentunya memberikan ending atau akhir dari sebuah dongeng juga penting dalam peningkatan kreatifitas anak didik, adapun evaluasinya dapat dilakukan dengan:
v Tanya jawab seputar nama tokoh dari dongeng yang baru di bacakan yang boleh dicontoh dan harus ditinggalkan
v Nyanyian yang selaras dengan tema, baik dari lagu nasional ataupun dari lagu yang sedang populer yang sudah kita ubah syairnya.
v Menggambar salah satu adehan dalam dongeng, setelah selesai mendengarkan cerita teknik ini sangat baik untuk mengukur daya tangkap dan imajinasi anak.
Selain itu media dan alat bercerita berdasarkan penyajianya dapat disampaikan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga.

F.   Simulasi Dongeng Di KB Pembina Banjar Agung
1.      Persiapan Kegiatan Pembelajaran
Di bawah ini akan saya sajikan contoh Dongeng yang sudah saya terapkan di KB Pembina Banjar Agung, dalam meningkatkan kreatifitas Anak Usia Dini.
Di KB Pembina Banjar Agung, menu dongeng di masukkan dalam salah satu indikator dan di jabarkan dalam Rencana Kegiatan Harian, yang tentu saja kegiatanya telah disusun dalam jadwal, dan menu dongeng di sesuaikan dengan kondisi tema pembelajaran yang sedang berlangsung. Adapun contohnya sebagai berikut.

RENCANA KEGIATAN HARIAN
KOBER PEMBINA BANJAR AGUNG

Tema                                 : BINATANG                                           Kelompok/usia        : Apel / 3-4 Tahun
Sub tema                           : Binatang Jinak                                        Hari/Tanggal           : Rabu, 12 Oktober 2012
Minggu/semester               :


INDIKATOR

KEGIATAN
ALAT / SUMBER BELAJAR
PENILAIAN
ALAT
HASIL
PEMBIASAAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan dengan tertib





BAHASA
Mendebgarkan dongeng atau cerita sederhana

FISIK MOTORIK
Berjalan dengan 1 kaki,melompat,merayap dan berjinjit






SENI
a.mampu mewarnai gambar sederhana dengan rapi tanpa bantuan guru
b.menyanyi 3-4 lagu anak-anak
KEGIATAN AWAL
a.berbaris dengan rapi didepan kelas,masuk dg teratur dan antri.
b.membaca Doa,Salam
c.Menyanyikan beberapa lagu anak
d.Jurnal pagi ( menceritakan kejadian selama perjalanan berangkat sekolah)
KEGIATAN INTI
BAHASA
a.mendongeng Kancil yang cerdik
b.menyebutkan dan menuliskan huruf “K” dari kata awal Kancil
FISIK MOTORIK
a.Praktek melompat seperti binatang Kancil
ISTIRAHAT
a.Cuci tangan,berdoa mau makan,dan makan bekal masing-masing
b.bermain didalam dan luar ruangan dengan tertib
KEGIATAN AKHIR
SENI
a.Mewarnai gambar Kancil
b.Menyanyikan Lagu Kancil
c.jurnal siang(tanya jawab kegiatan sehari)
d.penutup doa mau pulang ,salam


Langsung Anak







Kartu gambar,celemek dongeng, majalah dan buku tugas anak
Langsung anak,karet



Air,lap tangan,bekal anak
Ayunan,balok,prosotan jungkitan


Buku gambar anak
Tamborin dan gendang rebana




2.      Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di KB Pembina Banjar agung selain telah disusun dalam Rencana Kegiatan Harian, bahan dan media pendukung juga perlu disiapkan, hal ini untuk memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Adapun media atau alat peraga yang harus disiapkan dalam mendongeng adalah sebagai berikut:
Celemek dongeng,kartu gambar yang akan diceritakan,naskah dongeng atau buku mendongeng.
Berikut ini contoh salah satu naskah dongeng yang sudah di terapkan di KB Pembina Banjar Agung,

                                                        KANCIL YANG CERDIK
                                                                                                                           Oleh.Ari Kuswanto, SP.d

Disuatu desa yang makmur di dipinggiran hutan nan besar terdapat sebuah perkampungan yang damai sekali kampung itu bernama kebun pisang. Disana hidup seorang petani yang amat sangat rajin, Darwin nama petani itu. Pak darwin tinggal bersama anak kesayanganya ari namanya, selain dengan ari,  pak darwin juga mempunyai binatang peliharaan seekor anjing yang penurut.
Pak darwin adalah seorang petani yang amat sangat rajin,di ladangnya tumbuh subur berbagai macam tanaman mulai dari padi,singkong,aneka sayur mayur juga buah-buahan termasuk mentimun yang pak darwin tanam.
Sementara itu didalam hutan belantara hiduplah sekawanan kancil yang sering menggangu dan merusak lahan pak darwin. Seperti suatu hari,si kancil mencuri mentimun di ladang pak darwin. Sebenarnya kegiatan mencuri mentimun itu sudah biasaa ia lakukan, namun agaknya hari itu adalah hari yang sial baginya. Saat hendak mencuri, ia melihat orang-orangan sawah yang dipasang oleh pak darwin. Menyadari tipuan itu,ia tersenyum mengejek.
“kau pikir bisa menipuku, hah? ”katanya sambil memukul orang-orangan sawah itu.
Tak disangka, Pak Darwin sudah melumuri orang-orangan sawah tersebut dengan getah nangka. Tak ayal, kaki depan kancil yang dipakai memukul menempel lekat di sana. Ia berusaha melepaskan diri dengan menarik kakinya sambil mendorong orang-orangan sawah dengan kaki satunya namun justru kedua kakinya lengket semua. Singkat cerita, pak darwin pun menangkapnya, kemudian memasukkanya kedalam kurungan. Saat dikurung itulah, anjing peliharaan milik pak Darwin mondar-mandir di dekatnya sambil menatapnya penuh curiga. “kenapa kau dikurung?” tanya sang anjing. Si kancil hanya terenyum. Sebuah ide tiba-tiba muncul di dalam otaknya yang cerdik. “Siapa bilang aku di kurung?” kata sang Kancil penuh percaya diri. “aku sedang disuruh pak Darwin menyepi, membersihkan jiwa disini.”  “Apa maksudmu?” tanya anjing penasaran. Pak darwin mau menjadikanku menantu. Makanya, aku disuruh membersihkan jiwa terlebih dahulu,” sahut Kancil meyakinkan. Si Anjing mendadak merasa cemburu. “Sialan, aku yang sudah sejak dulu ikut pak Darwin dan menjadi penjaganya yang setia, tidak dijadikan menantu, justru kamu, yang baru saja kenal, mau di jadikan menantu” gerutunya kesal. Merasa umpanya termakan si Anjing, si Kancilpun menerapkan jurus selanjutnya. “Aih......, sungguh kasian kamu. Pak Darwin bener-bener tidak adil. Kau yang setia kepadanya, malah di nomor duakan. Si Anjing makin gondok. Saat itulah, si Kancil kembali memasang umpan.”Hemmm...gini saja sobat. Bagaimana kalau kau yang masuk kedalam sini. Kau bertapa di dalam sini. Sehingga bersih jiwamu. Dengan begitu, kau akan diangkat menjadi menantu pak tani.”
Si anjing sontak setuju. Wal hasil, iapun membuka kurungan si kancil,lalu masuk kedalamnya, bagaimana dengan si kancil? Ia telah melenggang bebas keluar kembali masuk kedalam hutan.

3.      Hasil dari pembelajaran
Dari kegiatan mendongeng di atas ada banyak hal yang bisa di peroleh untuk mendukung kreatifitas anak didik diantaranya adalah :
v  Untuk Pengengembangan Moral dan Agama
Dari cerita dongeng di atas pengembangan moral dan agama yang dapat di tiru dan di terapkan adalah, janganmeniru sifat Kancil karena walaupun dia cerdik tetapi dia telah menipu dan berbohong dan berbohong adalah perbuatan yang tidak baik, tentunya anak juga dapat membedakan perbuatan yang baik dan yang tidak baik.
v  Untuk pengembangan sosio-emosional
Anak dapat berlatih mengkontrol emosinya ketika sedang mendengarkan cerita,tentu saja di bantu pendidik dalam menceritakan dongeng tersebut agar dapat memancing emosi anak dan hanyut dalam alur cerita yang sedang di sajikan.
v  Untuk pengembangan Bahasa
Secara tidak langsung anak akan aktif bercerita dengan temanya setelah mendengarkan dongeng,menambah kosa kata dan perbendaharaan kata anak.
v  Untuk pengembangan Kognitif
Anak dapat berlatih mengenal matematika permulaan dengan menghitung jumlah kaki kancil,juga bisa belajar tentang sains permulaan yaitu dengan melihat metamorfosis sederhana perkembang biakan kancil
v  Untuk pengembangan Motorik
Anak dapat menirukan gerakan kancil melompat tentunya hal ini akan melatih otot pada anak didik
v  Untuk Pengembangan Seni
Anak dapat belajar mewarnai gambar sederhana misal gambar kancil,dan juga bisa menyanyikan lagu si Kancil

BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Budaya mendongeng mulai meredup ditengah merebaknya kemajuan teknologi,warnet, komputer, game, dan lainya. Padahal, dongeng yang menyelipkan nilai-nilai moral telah beratus-ratus tahunmenjadi media pembentuk kepribadian sejak usia dini. Untuk menggalakkan kembali budaya mendongeng bagi anak usia dini mari kita mulai dari lembaga sekolah kita sendiri,kita mulai dari diri kita pribadi sebagai seorang pendidik untuk lebih mencintai warisan budaya kita dengan memperkenalkan dongeng kepada peserta didik kita. Budaya mendongeng diharapkan kedepanya bisa dilestarikan di lingkungan keluarga,sekolah maupun ruang lingkup yang lebih luas lagi. Melalui kebiasaan mendongeng mari kita tanamkan komunikasi yang harmonis dan menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak kita agar anak lebik kretif dan inofatif.

B.  Saran
Mengingat masih rendahnya minat mendongeng bagi kalangan pendidik di indonesia, maka tidak perlu menunggu pemerintah untuk merealisasikan upaya minat mendongeng, tetapi harus di mulai dari diri kita pribadi sebagai seorang pendidik dari lembaga kita sendiri, dengan melakukan berbagai upaya sederhana sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Serta membiasakan teladan-teladan edukatif yang dapat menumbuh kembangkan budaya mendongeng.
Dengan kegiatan mendongeng yakinlah bahwa kreatifitas anak didik akan semakin berkembang, untuk itu mari kita semua berlomba-lomba memasukkan dongeng pada pembelajaran di lembaga kita sebagai upaya untuk meningkatkan kreatifitas anak didik kita.


C.  Rekmendasi
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TULANG BAWANG
KELOMPOK BERMAIN PEMBINA
KEC. BANJAR AGUNG KAB. TULANG BAWANG
Jl. Ethanol ,Tunggal Warga,Kec.Banjar Agung
REKOMENDASI
No.421.02/147/KB.P-BA/2013
Ketua Pengelola Kelompok Bermain Pembina Kampung Tunggal Warga,Kecamatan Banjar Agung dengan ini merekomendasikan bahwa Karya nyata ini adalah asli hasil karya Tutor atau Guru Kelompok Bermain Pembina dan layak diajukan sebagai naskah karya dalam rangka Jambore PTK-PNF Tahun 2013 untuk kategori Lomba Karya Nyata ( LKN ) Pendidik PAUD dalam materi lomba Peningkatan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Dongeng dengan pertimbangan sebagai berikut :
1.      Yang bersangkutan adalah Tutor/Guru/pendidik pada Kelompok Bermain Pembina dan masih aktif sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang.
2.      Karya yang dihasilkan adalag sebuah implementasi dari kegiatan pembelajaran melalui dongeng yang sudah diterapkan di Kelompok bermain pembina.
3.      Karya yang di hasilkan dan sudah dilaksanakan layak di jadikan contoh bagi lembaga-lembaga penyelenggara PAUD Non Formal lainya di masayarakat.
Demikian Rekomendasi ini diberikan sebagai kelengkapan persyaratan Jambore PTK-PNF tahun 2013 untuk kategori Lomba Karya Nyata ( LKN ) bagi Pendidik Paud Dengan materi Lomba Peningkatan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Dongeng
Banjar Agung,      Juni 2013
Ketua Pengelola
Kelompok Bermain Pembina

Neneng Qomariyah,S.pd
DAFTAR PUSTAKA


Arifin, I.(2009). Kepemimpinan dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Dongeng: Studi Kasus PAUD Unggulan Nasional Anak Saleh Malang.Yogyakarta: Aditya Media

Depdikbud. (1999). Pembelajaran Terpadu S-1 PAUD dan Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurgiantoro,198.(2005). Pengertian Dongeng bagi Anak Usia Dini. Surabaya:KBBI

Departemen Pendidikan Nasional. (2006) Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.  Jakarta: Direktorat Jenderal Manajeman Pendidikan Dasar Dan Menengah

Muhyidin Albarois, M.Pd.I.(2012) Demi Cinta Mendongenglah. Jakarta: Pelangi IGTK
2013

1 komentar: