PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK USIA DINI
MELALUI DONGENG
DI KOBER PEMBINA BANJAR AGUNG
Di
susun oleh:
ARI KUSWANTO S.Pd
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TULANG BAWANG
PROVINSI LAMPUNG
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita
panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNYA, penulisan
Karya Nyata ini dapat terselesaikan dengan baik. Pendidikan Anak Usia Dini
merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menitik
beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan 9 aspek
kecerdasan jamak pada anak, dengan menggunakan strategi belajar sambil bermain,
berpusat pada anak dan kebermaknaan. Pembelajaran PAUD dengan pendekatan
melalui dongeng merupakan salah satu metode
/ pendekatan pembelajaran anak usia dini yang dapat meningkatkan kreatifitas
anak didik.
Hasil-hasil penelitian,
termasuk didalamnya penelitian David Mc Clelland dengan amat jelas menyimpulkan
bahwa cerita atau dongeng sangat berhubungan dengan karakter sebuah bangsa.
Bangsa yang kuat pastilah memiliki etos perjuangan yang tinggi, terbukti
memiliki tradisi bercerita yang kuat pula. Cerita berperan sangat besar dalam
pembentukan peradaban suatu bangsa, dan hal ini dapat di lihat dari bangsa
Jepang, India, Cina, Korea, dsb.
Adalah hal yang cukup
memprihatinkan, di Indonesia bangsa kita sendiri menyaksikan anak-anak kita,
generasi perajut masa depan bangsa kita, saat ini lebih banyak menghabiskan
waktunya di depan pesawat televisi, hanyut dalam permainan modern. Orang tua
sudah sedemikian sibuk untuk meluangkan waktu sejenak untuk mendongeng dengan
buah hatinya, atau sekedar membacakan buku cerita. Akibatnya, hubungan batin antara
orang tua dan anak, yang terbangun melalui proses bercerita itu, semakin memudar.
Orang tua kurang menyadari bahwa dengan mendongeng, bercerita, atau membacakan
buku, terkirim pesan mulia yang amat bermakna bahwa orang tua mengasihi,
peduli, serta menggembirakan anak.
Sementara, di lain pihak, kita sebagai
pendidik/guru/tutor anak-anak semakin dipusingkan dengan beban materi
kurikulum, juga tuntutan dari orang tua murid, yang ternyata sangat didominasi
oleh muatan-muatan kognitif. Sudah lama kita sebagai pengajar PAUD merasakan,
hasil pendidikan kita amat sangat miskin karakter,lemah kreatifitas terlalu
menekankan aspek etos, antusiasme, motivasi, serta rasa tanggung jawab. Karena
beban-beban semacam ini, ditambah dengan beban administrasi pembelajaran yang
begitu banyak, para pendidik tak lagi leluasa mengembangkan keterampilan mendongeng
atau bercerita. Bahkan, kita semakin sedih mendapatkan kenyataan bahwa banyak
para pendidik yang terjebak pada mekanisme soal-jawab dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran menjadi kering, membebani, dan kurang membangkitkan
minat belajar anak. Padahal dongeng di samping sebagai salah satu pembelajaran
yang sangat mudah karena bisa menggunakan media sederhana dan mudah di
dapatkan, dongeng juga banyak mengandung unsur-unsur yang dapat memenuhi
kebutuhan aspek-aspek pengembangan kreatifitas anak, di samping itu juga
merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dongeng atau cerita tradisional
sebagai hasil budaya setempat yang hampir punah kepada anak usia dini
Realitas yang memprihatinkan ini
kemudian mendorong saya untuk mengembangkan dongeng atau cerita sebagai bagian
dari pembelajaran di PAUD kami, kami menyadari Kehidupan
anak selalu dekat dengan dunia bermain sejak bangun tidur sampai tidur kembali
anak hanya ingin bermain,melalui bermain anak akan belajar mengenai
kehidupan dan mendapatkan pengalaman
yang membawa kesan menyenangkan bagi anak, dan salah satu permainan yang
sifatnya mendidik adalah dengan bermain peran atau mendengarkan cerita/dongeng
Karena itu, kreatifitas dan kegiatan bermain anak perlu difasilitasi oleh
orang tua dan
pendidik di sekolah untuk mendukung agar anak menjadi aktif
dan kreatif. Pembelajaran pada
anak usia dini adalah fondasi pendidikan
bagi anak yang baik untuk mendukung tumbuh kembang anak,
oleh karena itu perlu adanya proses pembelajaran
yang menyenangkan bagi anak,dan salah satunya adalah dengan dongeng. Untuk itu penulis berusaha menyajikan
pembelajaran dongeng untuk meningkatkan kreatifitas anak usia
dini dengan menerapkan dongeng
sebagai bagian dari media pembelajaran, sehingga pembelajaran pada anak didik kami
akan semakin menyenangkan dan tidak membosankan, juga lebih tepat dalam
pembentukan karakter, minat baca anak, serta penambahan kosa kata dan
perbendaharaan kata.
Penulis menyadari bahwa
penyusunan Karya Nyata Peningkatan Kreatifitas Anak Usia Dini melalui Dongeng
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan-masukan sangat saya
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Karya Nyata ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikanya Karya Nyata ini penulis ucapkan terima kasih.
Selamat
datang para pendidik dan anak-anak yang berkarakter budaya bangsa
Banjar
agung, Mei 2013
Penulis
Ari
Kuswanto, S.Pd
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia 0-6 tahun kita ketahui sebagai
usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kecerdasan seorang
anak, pada usia ini merupakan masa terpenting atau masa keemasan ( golden age )
bagi pengembangan intelegensi permanen diri anak. Masa ini merupakan masa yang
tepat untuk meletakkan dasa-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa,
sosial-emosional, konsep diri, seni, moral, dan juga nilai-nilai agama.
Sehingga upaya pengembangan seluruh potensial anak usia dini harus dimulai agar
pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Hal ini sesuai
dengan hak anak, sebagaimana di atur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang perlindungan Anak yang menyatakan bahwa “setiap anak berhak untuk
hidup, tumbuh, berkembang, dan partisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi’.
Masa kanak-kanak adalah masa yang
indah untuk di kenang. Permainan dan cerita-cerita masa kecil itupun menjadi
topik yang kerap diceritakan.
Indonesia merupakan negara yang
sangat kaya raya di bidang sumber alam dan Budaya, kekayaan alam dan budaya
tersebut perlu digali dan di manfaatkan untuk kesejahteraan bangsa, untuk itu
perlu pengenalan dan pemberian kesempatan untuk mengeksplor kekayaan alam sejak
dini terutama Budaya Bangsa.
Sesuai
dengan perkembanganya,rasa ingin tau anak usia dini sangat tinggi,rasa ingin
tau tersebut perlu difasilitasi oleh orang dewasa sehingga akan mendatangkan manfaat
bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya.Pentingnya kesadaran pengenalan budaya
pada Anak Usia Dini dapat disampaikan melalui pendidikan yang berhubungan
dengan budaya dan karakter Bangsa, terutama budaya daerah masing-masing. Lingkungan
kami yang berada di daerah Kabupaten
Tulang Bawang Propinsi Lampung, memiliki keanekaragaman budaya Yang penduduknya
beraneka ragam suku membaur rukun dan damai
memungkinkan kami lebih banyak
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran kami. Selain
bermain, Untuk dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan pada anak-anak,
salah satunya adalah dengan bercerita atau dongeng.
Tak
berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa cerita atau dongeng adalah fenomena
universal setiap bangsa. Besar atau kecil,kuat ataupun lemah, setiap bangsa
bahkan disetiap daerah atau suku-suku selalu ada tradisi atau cerita
sendiri-sendiri, tak terkecuali di daerah asal saya kabupaten Tulang Bawang,
Lampung. Sayang cerita atau dongeng tersebut sekarang sudah sangat jarang di
dengar anak-anak zaman sekarang, karena anak-anak telah menghabiskan waktu
mereka di depan pesawat televisi atau sibuk dengan permainan modern seperti
play station. Sedangkan orang tua atau para pendidik yang sebenarnya lebih
pantas memberikan cerita atau dongeng juga sudah makin disibukkan dengan
pekerjaan. Padahal cerita atau dongeng adalah ajang melatih kemampuan anak
berkonsentrasi, menambah kosa kata,perbendaharaan kata, berimajinasi serta
kerja sama. Hal yang menarik dari dongeng adalah kita bisa berimajinasi ke masa
yang sudah lewat atau kalau bagi anak-anak dia bisa berimajinasi atau
membayangkan ke masa dimana dia belum ada, selain itu kenekaragaman budaya di
indonesia semakin menarik untuk di ceritakan dan di wariskan secara turun
temurun kegenerasi anak bangsa, sedangkan hal yang menjadi keunggulan dari
mendongeng adalah bahan atau cerita yang hampir setiap daerah memiliknya
sehingga para pengajar dengan sangat mudah bisa mendapatkan bahan buat
mendongeng. Sekarang terdapat kekhawatiran, dongeng akan semakin terlupakan,
tergilas popularitas permainan dan cerita-cerita modern. Para orang tua sudah
jarang mendongeng atau sekedar membacakan buku cerita ke anaknya menjelang
tidur, para pengajar sudah semakin di sibukkan dengan model pembelajaran yang
serba instan menggunakan buku lembar kerja dari pada meluangkan waktu beberapa menit
untuk bercerita sebagai jurnal pagi di awal pembelajaran dimulai dikelas,
anak-anak sudah mulai kehilangan semua itu, karena semua itu tak di dapatkan
lagi dari para pengajar dan kemungkinan jika ini di biarkan dongeng-dongeng di
Indonesia yang begitu beraneka ragam akan terancam punah dan tak di kenal oleh
generasi penerus bangsa karena kalah pamor dengan aneka permainan yang serba
modern yang lebih cenderung individualistis. Kita terlalu banyak menerima,
dibilang teknologi baru yang akan memintarkan orang Indonesia. Kenyataanya,
teknologi yang di bilang baru itu membawa kita ke pemikiran praktis ( tinggal
pakai ), tanpa membawa kita langsung; bagaimana itu bisa terjadi ? dongeng
nusantara yang di katakan kuno, ketinggalan zaman mustinya di agungkan dan
dicermati hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Banyak cerita atau dongeng
rakyat indonesia yang sarat dengan makna pendidikan anak menuju pemikiran yang
logis, dongeng juga dapat mengembangkan kecerdasan anak dan menanamkan nilai
positif. Untuk itu penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini memerlukan
pendekatan yang tepat agar dapat mmengoptimalkan seluruh potensi kecerdasan
anak. Ada banyak pendekatan dalam pendidikan anak usia dini untuk menciptakan
sebuah kteatifitas diantaranya pendekatan budaya setempat melalui Dongeng
nusantara atau dongeng daerah setempat sehingga anak akan lebih mengenal budaya
daerah masing-masing.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat penulis identifikasikan beberapa permasalahan yang menyangkut peningkatan
kreatifitas dan karakter anak usia dini melalui dongeng, yaitu
1. Anak-anak
jaman sekarang jarang bahkan hampir tidak pernah mendengarkan sebuah Dongeng
atau cerita rakyat indonesia
2. Tidak
di kenalkanya Dongeng ke anak-anak seiring dengan kemajuan teknologi seperti
cerita atau film kartun di televisi,permainan online .play station ( PS ), dan komputer.
3. Banyak
orang beranggapan bahwa dongeng daerah atau cerita nusantara itu hanya sebuah
produk budaya lokal yang di pandang sebelah mata dan kuno.
4. Dari
sekian banyak koleksi atau ke anekaragaman cerita atau Dongeng Nusantara sudah
jarang di temukan arsip-arsipnya karena sudah tergeser dengan kemajuan zaman
5. Cerita
atau Dongeng Nusantara yang dalam beberapa hal mmemiliki keunggulan menjadi
terpingirkan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi masalah maka perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
menggangkat, mengenalkan serta melestarikan Dongeng agar dikenal anak dan tidak
mengalami kepunahan?
2. Bagaimana
mengembangkan aspek-aspek kecerdasan anak, kreatifitas anak, karakteristik anak
usia dini dengan pendekatan pembelajaran melalui Dongeng.
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk
mendapatkan jawaban terhadap masalah yang dirumuskan dalam perumusan masalah yaitu
:
1. Menggangkat
dan mengenalkan, serta melestarikan Dongeng agar tidak punah atau hilang
2. Mengembangkan
aspek-aspek kecerdasan dan kreatifitas Anak Usia Dini dengan pendekatan dongeng
E. Manfaat Penulisan
1. Memberikan
pandangan/masukan kepada pendidik dan pengelola PAUD agar dalam melaksanakan
dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran anak usia dini dengan menggunakan
metode belajar sambil bermain dengan menceritakan/mendonggeng.
2. Sebagai
masukan kepada pihak-pihak yang terlibat serta perduli terhadap pendidikan anak
usia dini dan juga terhadap salah satu warisan budaya bangsa yaitu dongeng,
untuk bisa mencari dan memunculkan gagasan-gagasan tentang bagaimana merangsang
dan meniningkatkan kreatifitas dan potensi kecerdasan yang dimiliki anak agar
dapat tumbuh optimal, dan bagaimana memperkenalkan dongeng kepada anak dan juga
pendidik agar tetap bisa lestari sepanjang masa.
F.
Sistematika
Penulisan
Dalam penulisan karya nyata ini
sistematika penulisanya adalah sebagai berikut :
1. Bab
I merupakan pendahuluan, yang menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi
masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, serta
sistematika penulisan.
2. Bab
II menjelaskan tentang landasan teori yang terdiri dari, pengertian pendidikan
anak usia dini, pentingnya pendidikan anak usia dini, tujuan pendidikan anak
usia dini,pendekatan pembelajaran pendidikan anak usia dini, prinsip-prinsip
perkembangan anak usia dini, konsep dasar pengembangan kecerdasan dan
kretifitas anak usia dini dengan pendekatan dongeng serta upaya melestarikan
dongeng.
3. Bab
III menjelaskan tentang analisa pengembangan kecerdasan dan kreatifitas anak
usia dini dengan pendekatan dongeng terdiri dari gambaran umum lembaga
penyelenggara,pembahasan masalah, jenis-jenis dongeng, serta pengembangan
dongeng.
4. Bab
IV merupakan bab penutup yang menjelaskaan tentang kesimpulan,saran dan
rekomendasi.
BAB
II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pendidikan Anak Usia
Dini
Pendidikan anak usia dini adalah
pendidikan yang ditujukan bagi annak usia dini ( 0-6 tahun ) yang dilakukan
melalui pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang
pendidikan dalam pendidikan selanjutnya.(UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1, butir 14). Pendidikan anak usia dini merupakan
salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menitik beratkan
pada peletakan dasar kearah pertumbuhan perkembangan fisik ( motorik kasar dan
halus ), kecerdasan ( daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, sosial
emosional ). Sikap dan prilaku serta agama, bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilakukan anak usia dini.
B. Pentingnya Pendidikan Anak Usia
Dini
Usia dini merupakan masa kritis
yang keberhasilanya sangat menentukan kualitas anak di masa dewasa. Anak usia
dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun ( NAEYC,1992 ). Pada masa
ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek seperti : fisik, sosio-emosional,
dan kognitif sedang mengalami masa yang tercepat dalam rentang perkembangan
hidup manusia ( Berk, 1992 ). Oleh karena itu proses pendidikan yang baik dan
ideal seharusnya dilakukan sejak lahir. Hasil penelitian menunjukkan bbahwa
sejak lahir anak memiliki kurang lebih 100 miliar sel otak. Peerkembangaan otak
anak usia 0-4 tahun sudah mencapai 50%, sampai dengan usia 8 tahun 80%, sampai
engan usia 18 tahun 100%. Otak anak yang cerdas adalak otak yang rimbun oleh
banyaknya sambungan antar sel otak yang terbentuk. Sel-sel syaraf ini harus
rutin distimulasi dan didayagunakan agar berkembang jumlahnya, jika tidak,
jumlah sel akan semakin berkurang yang berdampak pada pengikisan segenap
potensi kecerdasan anak ( Gardner ) mengemukakan bahwa otak manusia memiliki
beberapa kecerdasan secara alamiah, walaupn perkembangan anak berbeda-beda,
baik dalam intelegensi, bakat, minat, kreatifitas, kematangan emosi, kepribadian,
keadaan jasmani dan soaialnya, namun bila anak distimulasi sejak dini, maka
akan ditemukan Genius ( potensi
baik/unggul ) dalam dirinya. Setiap anak memiliki kemampuan yang tak tterbatas
( limited capacity to learn ) dalam belajar yang inheren ( telah ada ) dalam
dirinya untuk dapat berfikir kreatif dan produktif. Oleh karena itu anak
memerlukan program pendidikan yang membuka kapasitas tersebut ( unlocking the
capacity ), melalui pendidikan yang bermakna seawal mungkin. Penyelengara
pendidikan anak usia dini akan membantu membentuk dan menciptakan manusia yang
berkualitas.
C. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Secara umum tujuan pendidikan anak
usia dini adalah mengembangagkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya sesuai
dengan tingkat perkembanganya sehingga memiliki kesiapan yang optimal dalam
memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa dewasanya. Sedangkan
berdasarkan tinjauan aspek didaktis psikologis tujuan pendidikan anak usia dini
yang utama adalah :
1. Menumbuh
kembangkan pengetahuan,sikap dan keterampilan agar mampu menolong diri sendiri,
yaitu mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, seperti; mampu
merawat dan menjaga kondisi fisiknya, mampu mengendalikan emosinya dan mampu
mmembangun sebuah hubungan dengan orang lain disekitarnya.
2. Meletakkan
dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar. Hal ini sesuai dengan
perkembangan paradigma bbaru dunia pendidikan melalui empat pilar pendidikan
yang dicanangkan UNESCO, yaitu lerning to know, leraning to do, learning to be,
dan lerning to live together yang dalam implementasinya di PAUD dilakukan
melalui pendekatan belajar sambil bermain,belajar yang menyenangkan, serta
menumbuh kembangkan keterampilan hidup sederhana sedini mungkin.
D. Pendekatan dalam Pendidikan Anak
Usia Dini
Pendekatan pembelajaran pada
kelompok bermain hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut :
1. Pembelajaran
yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan annak
2. Berorientasi
pada kebutuhan anak.
3. Bermain
sambil belajar.
4. Merangsang
munculnya kreatifitas dan inovasi.
5. Lingkungan
pendidikan yang kondusif.
6. Menggunakan
pembelajaran yang terpadu.
7. Mengembangkan
berbagai kecakapan hidup.
8. Menggunakan
berbagai media dan sumber belajar.
E. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak
Usia Dini
Pembelajaran anak usia dini
disamping memperhatikan prinsip-prinsip belajar juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip perkembangan annak usia dini.
Prinsip-prinsip perkembangan anak
usia dini antara lain :
1. Anak
akan belajar dengan baik apabila
kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa nyaman aman dalam lingkunganya.
2. Anak
belajar terus menerus, dimulai dari membangun pemahaman tentang sesuatu,
mengeksplorasi lingkungan, menemukan kembali sesuatu konsep, hingga mampu
membuat sesuatu yang berharga.
3. Anak
belajar melaluiinteraksi sosial, baik dengan orang dewasa maupun dengan teman
sebaya.
4. Minat
dan ketekunan anak akan memotifasi belajar anak.
5. Perkembangan
dan gaya belajar anak harus dipertimbangkan sesuai dengan perbedaan individu.
6. Anak
belajar dari hal-hal yang sederhana sampai yang kompleks, dari yang kongkrit
sampai ke yang abstrak, dari yang berupa gerakan ke bahasa verbal, dan dari
diri sendiri ke interaksi dengan orang lain.
F.
Konsep
Dasar Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Dini Dengan Dongeng Anak Usia Dini
1. Pengertian
Dongeng
a. Pengertian
Dongeng Menurut Para Ahli
v Pengertian
Dongeng Menurut James Danandjaja
Menurur (James Danandjaja, 2007:
83) dongeng adalah cerita pendek yang disampaikan secara lisan, dimana dongeng
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi.
v Pengertian
Dongeng Menurut Kamisa
Menurut (Kamisa, 1997: 144) dongeng
adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya
tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan. Dongeng merupakan suatu bentuk karya
sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/ fiktif yang bersifat menghibur
dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut.
v Pengertian
Dongeng Menurut Nurgiantoro
Menurut (Nurgiantoro, 2005:198)
dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal
sering tidak masuk akal.
v Pengertian
Dongeng Menurut Agus Triyanto
Menurut (Agus Triyanto, 2007: 46)
dongeng adalahcerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi yang
berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur.
b. Pengertian
Dongeng Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dongeng adalah cerita yang tidak
benar-benar nyata, merupakan pengungkapan
diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angan.
Dari beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar
terjadi yang berisi tentang petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang
tidak masuk akal dengan menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa.
2. Karakteristik
Dongeng Dongeng Anak Usia Dini
Dongeng anak usia dini memiliki
karakteristik tersendiri yang dapat membedakanya dengan dongeng-dongeng lainya.
a. Dongeng
cenderung ringan dan bersifat menghibur
Artinya dongeng yang di ceritakan
musti cerita yang masih bisa di cerna atau di jangkau daya imajinasi anak
menurut perkembanganya.
b. Dongeng
lebih banyak menceritakan tentang dunia binatang ( Fabel )
3. Nilai-nilai
Dalam Dongeng Anak Usia Dini
Dongeng anak usia diniternyata
memiliki beberapa hal yang menarik untuk dicermati.dongeng selalu melahirkan
sebuah suasana suka cita. Sebagaimana yang disampaikan oleh David Mccelland
seorang pakar Psikologi sosial dari Amerika Serikat bahwa dongeng yang diceritakan
kepada anak sangat berpengaruh terhadap prestasi suatu bangsa (Baedowi, 2008).
Dongeng bisa menjadi salah satu alternatif yang cukup brilian untuk menanamkan
nilai-nilai luhur kepada anak-anak, khususnya anak usia dini dan tentunya
aktifitas itu bisa dilakukan dirumah maupun disekolah, artinya, jika seorang
pendidik menceritakan dongeng kepada siswanya dikelas, sesungguhnya seorang
pendidik sedang meletakkan satu fondasi bagi bangunan masa depan bangsa. Begitu
juga ketika para orang tua membacakan dongeng untuk anak-anak mereka menjelang
tidur, sebenarnya mereka sedang merintis prestasi buah hatinya dimasa
mendatang. Aktifitas mendongeng mengandung banyak sekali pengaruh positif kalau
kita tinjau dari perspektif pendidikan anak usia dini, hal ini seperti
ditegaskan oleh pemerhati anak dan Tokoh Pendidikan anak usia dini, kak
Seto(2008), menurutnya pendidikan moral yang terkandung dalam setiap dongeng
dapat merangsang kecerdasan emosional dan spiritual anak. Anak-anak yang
terbiasa mendengarkan dongeng akan memiliki kemampuan membedakan sifat jahat
dan sifat baik yang terkandung didalamnya. Mendongeng juga merupakan jembatan
komnikasi ysng paling baik antara orang tua ,pendidik dan anak sejak dini.
Selain kak Seto, Kak Wees(2007), mengatakan bahwa dongeng dapat menumbuhkan
kedekatan emosional antara pendongeng dan pendengarnya. Oleh karena itu, sudah
semestinya para pendidik dan orang tua menyempatkan waktu untuk mendongengkan
cerita kepada anak juga anak didiknya.
G. Upaya Pelestarian Dongeng Anak Usia
Dini
Kak Bimo Pakar dongeng indonesia
mengatakan : mendongeng sekarang jarang sekali di dengar anak usia dini, karena
anak-anak zaman sekarang sudah tergila-gila dengan playstation atau komik-komok
jepang,televisi menyerap perhatian anak-anak hampir 24 jam.
Dari uraian di atas kita dapat
melihat penyebab punahnya dongeng. Untuk itu dibutuhkan upaya maksimal baik
dari jajaran pemerintah melalui dinas terkait maupun masyarakat sebagai
pelaksana dalam melestarikan salah satu budaya bangsa Indonesia Khususnya
dongeng . dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, marilah kita bersama-sama
memperkenalkan dan menggalakkan kembali dongeng, karena kita berada
dilingkungan pendidikan, maka kita dapat mulai dengan cara
menyebarkan,informasi dan simulasi dongeng anak usia dini untuk dapat dipelajari pendidik PAUD dan
lembaga sejenis dan kemudian menerapkan serta mempraktekkan dongeng ini
dilingkungan sekolah masing-masing. Di samping itu, kita juga mengembangkan
atau melakukan inovasi dongeng anak usia dini menjadi suatu pembelajaran yang
menarik, agar dongeng tidak di anggap sebagai media kuno dan tidak ada
apa-apanya.
BAB
III
ANALISA
PENGEMBANGAN KREATIFITAS ANAK USIA DINI
DENGAN
PENDEKATAN DONGENG
A.
Gambaran
Umum Lembaga Penyelenggara
1. Sejarah
Singkat PAUD Pembina
Kelompok Belajar (KB) Pembina,
adalah sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang bernaung di bawah PKBM
Angkasa Raya. Sesuai dengan Lampiran Keputusan dan Ijin Operasional dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang....
Kelompok Bermain Pembina berdiri
pada tanggal 11 Mei 2009, merupakan PAUD terpadu yang menyatu dengan Taman
Kanak-Kanak Negeri Pembina Banjar Agung yang telah berdiri dari tahun 2003,
pendirian KB Pembina sendiri dikarenakan permintaan wali murid yang kebetulan
anak-anaknya sekolah di TK dan mempunyai anak satu lagi yang umurnya 3 tahun
jadi sekalian agar bisa sekolah bareng.
Gambar 1.Gedung
PAUD Pembina
2. Lokasi
PAUD Pembina
PAUD Pembina berada di Jl.Ethanol
Kampung Tunggal Warga Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang. Posisi
PAUD Pembina menyatu dengan gedung TK Negeri Pembina Banjar Agung, berada di
ibukota Kecamatan berjarak sekitar 1,5 KM dari pasar Unit 2, sebagai Pusat
Perdagangan dan ekonomi di Kabupaten Tulang Bawang. Fasilitas umum juga ada
disekitar PAUD Pembina seperti sarana Tempat ibadah, masjid, Gereja, rumah
sakit,puskesmas,pertokoan,sekolah-sekolah SD,SMP,SMK,KAMPUS yang rata-rata
hanya berjarak 100-500 M dari lokasi PAUD Pembina. Lokasi Karakteristik
geografis,sosio-ekonomi edukatif dan spiritual ini mengindikasikan bahwa PAUD
Pembina cukup Straategis untuk ditemukan lokasinya. Letak PAUD Pambina dapat di
liat pada peta.
3. Visi
dan Misi PAUD Pembina
Visi PAUD Pembina adalah :
Mewujudkan Anak Usia Dini yang
sehat, cerdas, dan ceria, berahklak mulia yang siap mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Misi PAUD Pembina adalah :
a.
Mewujudkan lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini yang unggul
b.
Menciptakan lingkungan belajar dan
bermain yang menumbuhkan suasana belajar aktif, kreatif, menyenangkan, sehat
dan inovatif bagi anak.
c.
Menerapkan metode pembelajaran yang
berorientasi pada perkembangan peserta anak didik.
d.
Mencetak lulusan yang memiliki
kepribadian, sosial-emosional serta karakter yang unggul.
4. Profil
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Kondisi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah pendidik di KB Pembina
sebanyak 3 orang, semua merangkap dikarenakan terbatasnya tenaga kerja yaitu :
1 ketua pengelola yang merangkap sebagai tutor,1 sekertaris yang merangkap
sebagai tutor,1 bendahara yang merangkap sebagai tutor dan 1 tutor.
Adapun gambaran profil pendidik
dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
NO
|
NAMA
|
TTL
|
JENIS.KEL
|
PENDIDIKAN
|
JABATAN
|
KET
|
1
|
NENENG .Q, S.Pd
|
Majalengka,01-111974
|
Perempuan
|
SI,PAUD
|
K.Pengelola
Tutor
|
|
2
|
RENI LISTIYANINGSIH
|
Adijaya,07-08-1970
|
Perempuan
|
SPG TK
|
Bendahara
Tutor
|
|
3
|
ARI KUSWANTO,S.Pd
|
Sleman,8 April 1983
|
Laki-laki
|
SI.PAUD
|
Sekretaris
Tutor
|
|
Gambar 2.tabel
pendidik KB Pembina
b. Kondisi
Anak Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia
No
|
Kel.usia
|
kelompok
|
Jumlah
|
||||||
KB-A
|
L
|
P
|
KB-B
|
L
|
P
|
Angka
|
%
|
||
1
|
2,5 th-3 th
|
9
|
2
|
7
|
-
|
-
|
-
|
9
|
12%
|
2
|
3 th-4,5 th
|
-
|
-
|
-
|
24
|
13
|
11
|
24
|
88%
|
Jumlah
|
9
|
2
|
7
|
24
|
13
|
11
|
33
|
100%
|
Gambar
3.Tabel Kondisi Anak Didik
2009-2010 2010-2011
2011-2012 2012-2013
Tabel 4. diagram jumlah siswa 3
tahun terakir
c. Struktur
Pengelola
STRUKTUR
ORGANISASI
KELOMPOK
BERMAIN PEMBINA
Jl.Ethanol
Tunggal Warga Banjar Agung
Gambar. 5
Struktur organisasi KB Pembina
B.
Pembahasan
Masalah
1. Faktor-faktor
penyebab hilangnya dongeng dan upaya melestarikanya
Banyak faktor yang mempengaruhi
berkurangnya minat mendongeng dan mendengarkan dongeng yang imbasnya
mempengaruhi rendahnya kualitas bangsa indonesia seperti tingkat
pendidikan,kesehatan dan kesejahteraan yang rendah. Kualitas SDM yang belum
baik merupakan variabel penting yang membuat rendahnya mutu pendidikan
indonesia di kancah internasional, kurang tersedianya fasilitas belajar yang
memadai, rendahnya kualitas guru dan pendidik, dan juga karakter guru dan siswa
yang belum terkondisikan untuk disiplin,jujur dan bertanggung jawab, bukti apa
yang di kemukakan diatas adalah makin berkurangnya minat mendongeng atau
sekedar membacakan dongeng bagi pendidik untuk anak didiknya.
Faktor-faktor yang menyebabkan
berkurangnya minat mendongeng bagi guru dan minat mendengarkan dongeng bagi
peserta didik diantaranya :
a. Sistem
pembelajaran di indonesia yang telah membuat siswa cenderung pasif dan hanya
sekedar belajar mambaca,berhitung,menulis dan sangat monoton tanpa ada selingan
yang sifatnya senang tp masih ada unsur pendidikan seperti mendengarkan dongeng
atau membaca buku cerita.
b. Munculnya
permainan game yang makin cangih dan variatif serta tayangan televisi yang
semakin menarik, telah mengalihkan perhatian anak didik dari buku cerita atau
dongeng yang mungkin mereka anggap kuno. Sementara makin mewabahnya warnet
membuat anak lebih senang dan betah berada di depan layar komputer dengan permainan
game.
c. Selain
dua faktor di atas, sarana untuk memperoleh bacaan atau buku-buku dongeng masih
minim.
Dari beberapa faktor diatas kita
akan tau bagaimana cara meningkatkan kreatifitas anak didik dengan cara
mendongeng.
Adapun beberapa hal yang memiliki
peranan penting dalam menumbuhkan motifasi mendongeng, yaitu antara lain :
a. Peran
keluarga
Orang
tua diharapkan dapat memberikan dampak positif dengan menanamkan kebiasaan
untuk mau meluangkan waktu untuk membacakan buku cerita kepada anak-anaknya.
b. Peran
Guru
Peran serta guru tidak bisa
dilepaskan dari upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan,termasuk dalam
proses pembelajaran melalui dongeng, sosok guru adalah sebagai sosok penganti
orang tua dan sebagai pembimbing peserta didik.
c. Peran
Media Cetak dan elektronik
Koran dan majalah juga dapat
membantu meningkatkan minat anak untuk membaca dongeng dengan menyajikan berita
atau informasi yang menarik minat anak untuk melihat dan mengetahui alur cerita
yang disajikan. Sementara internet merupakan media yang paling ampuh sebenarnya
untuk mengenalkan dongeng untuk anak.salah satu cara dengan menyediakn banyak
artikel dongeng yang menarik dan modern sehingga anak akan lebih penasaran
untuk membacanya.
d. Peran
toko buku dan perpustakaan
Toko buku dan perpustakaan adalah
tempat-tempat yang sangat berperan dalam mempromosikan budaya mendongeng, yaitu
dengan cara menjual dan menyediakan koleksi buku dongeng yang fariatif dan
lengkap.
e. Peran
pemerintah
Peran pemerintah sebagai regulator,
yaitu dimana pemerintah mampu untuk menghasilkan peraturan maupun kebijakan
yang mampu mengayomi kepentingan sosial bagi masyarakat, dan sisi lain
kepentingan ekonimi bagi para pengusaha di bidang industri buku sehingga
keduanya harus sinergi untuk mencapai suatu tujuan utama yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Selain itu pemerintah juga bisa
menjadi inisiator untuk bisa melakukan perubahan yang diperlukan bagi
kepentingan pendidikan sacara nasional yaitu dengan menyedikan buku-buku
bermutu dengan harga murah dan terjangkau oleh lapisan masyarakat.
2. Pembelajaran
PAUD dengan Pendekatan Dongeng untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini.
Budaya mendongeng mulai luntur
ditengah merebaknya film kartun anak-anak dari luar negeri. Padahal, dongeng
yang menyelipkan nilai-nilai moral telah beratus-ratus tahun menjadi media
pembentuk kepribadian sejak usia dini, untuk menggalakan kembali budaya mendongeng
bagi anak maka perlu di ciptakan sebuah kurikulum yang memasukkan dongeng
sebagai salah satu bahan ajar yang wajib di penuhi oleh para pendidik di sebuah
instansi pendidikan. Seperti yang sedang saya terapkan di KB Pembina Kec.Banjar
Agung Kab Tulang Bawang,
3. Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran
Mendongeng telah
dimasukkan dalam program kegiatan belajar anak, kemudian pendidik
mengembangkanya lagi di dalan rencana kegiatan Mingguan dan akan di kembangkan
lagi dalam kegiatan harian. Adapun pelaksanaan kegiatan mendongeng sendiri
dilaksanakan seminggu sekali dengan pilihan hari disesuaikan dengan jadwal yang
telah ditentukan oleh guru kelas masing masing.
C.
Jenis-jenis
Dongeng
Ada
banyak jenis dongeng yang dapat kita pelajari dan bisa di jadikan sebagai media
pembelajaran untuk anak usia dini, tentunya dongeng-dongeng yang sifatnya
ringan namun tetap mengandung unsur pendidikan yang dapat di ambil manfaatnya
guna perkembangan anak didik. Adapun diantaranya macam-macam dongeng adalah
sebagai berikut :
1. Fabel
( dongeng tentang Binatang dan benda mati )
2. Sage
( dongeng tentang petualangan )
3. Hikayat
( dongeng tentang cerita rakyat )
4. Legenda
( dongeng tentang asal-usul )
5. Myte
( dongeng tentang dewa-dewi,roh,atau cerita tentang dunia khayangan )
6. Ephos
( Dongeng tentang cerita-cerita besar semisal,Mahabarata,Ramayana dan
sebagainya )
D.
Manfaat
Dongeng
Mendongeng memang banyak sekali
manfaatnya bagi anak-anak antara lain :
1. Sebagai
sarana kontak bathin antara pendidik termasuk orang tua dengan anak didik.
2. Sebagai
media untuk menyampaikan pesan-pesan moral atau nilai-nilai ajaran tertentu.
3. Sebagai
sarana pendidikan emosi ( perasaan ) peserta didik.
4. Sebagai
sarana pendidikan fantasi/imajinasi/kreatifitas ( daya cipta ) peserta didik.
5. Sebagai
sarana pendidikan bahasa,daya pikir peserta didik.
6. Membantu
proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita.
7. Sarana
hiburan dan penarik perhatian.
8. Sebagai
penggugah minat baca anak.
9. Sebagai
sarana membangun watak mulia.
Melalui dongeng-dongeng yang baik,
sesunguhnya anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja,
tetapi mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas. Dongeng secara faktual
eraat sekali hubunganya dengan pembentukan karakter, bukan saja karakter
manusia secara individual, tetapi juga karakter manusia dalam ruang lingkup
yang lebih luas.
E.
Pengembangan
Dongeng Untuk Anak Usia Dini
1. Tehknik Mendongeng
Ada suatu ungkapan “ Seorang Guru
yang tidak bisa mendongeng, ibarat orang yang hidup tanpa kepala “bagaimana
tidak, bagi seorang pendidik anak-anak khususnya para tutor PAUD keahlian
mendongeng merupakan salah satu kemampuan yang wajib dikuasai. Karena melalui
metode dongeng inilah para pengasuh atau pendidik mampu menularkan pengetahuan
dan menanamkan nilai budi pekerti luhur yang efektif dan anak-anak menerimanya
dengan senang hati. Sayangnya model cerita atau dongeng yang secara khusus
didasarkan pada material kurikulum pengajaran di TPA/KB/RA/TK saat ini masih
jarang yang di tulis secara khusus oleh para praktisi dongeng di indonesia.
Padahal panduan semacam itu sangat dibutuhkan oleh para pendidik anak usia dini
diseluruh nusantara.
Mendongeng merupakan sebuah metode
yang tepat dan praktis dalam pengembangan kreatifitas anak usia dini, mungkin
akan muncul sebuah pertanyaan mengapa metode dongeng ini efektif, ? dikatakan
efektif, karena dongeng pada umumnya lebih berkesan dari pada nasehat murni,
sehingga pada umumnya dongeng terekam
jauh lebih kuat dalam memori pendengarnya.
2. Cara
Mendongeng Untuk Anak Usia Dini
Sebelum mendongeng, pendidik harus
memahami terlebih dahulu tentang dongeng apa yang akan disampaikan, tentu saja
disesuaikan dengan karakteristik anak-anak usia dini. Agar dapat mendongeng
dengan tepat pendidik terlebih dahulu harus menyiapkan materi ceritanya yang
dapat di tentukan oleh :
a. Pemilihan
tema dan judul
Pemilihan tema dan judul ini sangat
penting sekali apalagi sasaran yang akan mendengarkan dongeng kita adalah
anak-anak usia dini, dimana kita ketahui bahwa anak didik kita berkisar antara
3-6 tahun dimana pada usia itu anak hidup dalam dunia hayal, anak-anak menyukai
hal-hal yang fantastis, aneh, yang bisa menbuat imajinasi mereka menari-nari.
Contoh cerita untuk anak usia 3-4
tahun ( anak usia ini lebih senang dengan cerita fabel ), misalnya : Si Wortel,
Tomat yang hebat, Kambing Gunung dan Kambing Gibas, Ayam bertelor emas,Bebek
buruk rupa, atau kisah Kancil yang cerdik
b. Waktu
penyajian
Para pendidik juga musti
mempertimbangkan daya pikir, kemampuan bahasa anak, rentang konsentrasi dan
daya tangkap anak, makanya waktu bercerita atau mendongeng juga memerlukan
waktu yang berbeda menurut tingkatan usianya, untuk anak 3-4 tahun cukup dengan
8-10 menit, selain itu pendidik juga musti atraktif,komunikatif dan homoris
ketika sedang membawakan dongeng.
c. Suasana
( situasi dan kondisi )
Suasana mustinya disesuaikan dengan
acara atau peristiwa yang sedang atau akan berlangsung,atau bisa juga di
sesuaikan dengan tema pembelajaran yang sedang berlangsung pada saat itu.
Pendidik dituntut untuk memperkaya diri dengan materi dongeng yang disesuaikan
dengan suasana. Jadi selaras materi cerita dengan acara atau momen ketika
kegiatan mendongeng itu berlangsung.
3. Praktek
Mendongeng
Seorang pendongeng harus pandai
mengembangkan berbagai unsur penyajian cerita sehingga terjadi harmoni yang
tepat,unsur-unsur itu diantaranya,narasi,dialog,ekspresi dan juga gerak. Selain
itu pendongeng juga musti bisa mengkondisikan anak. Tertip merupakan sarat
wajib tercapainya tujuan mendongeng, adapun cara untun mencapai itu bisa dengan
beberapa cara di bawah ini :
v Aneka
tepuk; misal tepuk satu,tepuk tenangtepuk anak sholeh dll
v Simulasi
kunci mulut: Pendidik mengajak anak-anak memasukkan tanganya ke dalam
saku,kemudian seolah-olah mengambil kunci dari saku,kemudian kuncilah mulut dan
pura-pura memasukkan kunci tersebut kedalam saku celana lagi.
v Lomba
duduk tenang, kalimat ini bisa diucapkan sebelum pendidik mulai mendongeng
ataupun selama berlangsungnya cerita,teknik ini akan mampu menenangkan anak
apabila cara pengucapanya dengan bersungguh-sunguh.
v Tata
tertib atau aturan main : sebelum bercerita pendidik menyampaikan aturan main
selama mendengarkan dongeng, misalnya; tidak boleh sambil berjalan-jalan, tidak
boleh sambil mengobrol, tidak akan menganggu teman di sebelahnya atau tidak
boleh gaduh. Hal ini dilakukan untuk mencegah anak-anak agar tidak melakukan
aktifitas yang menganggu jalanya cerita dongeng yang akan di bacakan.
v Siapkan
hadiah secara umum anak-anak menyukai hadiah, hadiah tidak harus berupa kado
tetapi hadiah bisa di lambangkan dengan pujian dan sebagainya, misalnya; siapa
nanti yang mau mendengerkan cerita ibu/bapak dengan baik, dan bisa menjawab
pertanyaan akan ibu/bapak beri nilai bintang tiga.
Selebihnya tahnik membuka dongeng
juga sangat penting, mengugah minat anak untuk bisa mendengarkan dengan baik
merupakan penentuan untuk memulai mendongeng. Beberapa tehkik berikut bisa anda
coba untuk diterapkan di lembaga anda, dan di antaranya dapat dilakukan dengan:
v Pernyataan
kesiapan : “ Anak-anak, hari ini bunda telah siapkan sebuah cerita dongeng yang
sangat menarik.....” dan seterusnya
v Potongan
cerita dongeng: “ Pernahkah kalian melihat seekor ayam yang dapat bertelur
emas?, kemudian dia mati karena ketamakanya.....?”
v Sinopsis
atau rangkaian cerita: “cerita ibu hari ini adalah tentang kisah seekor bebek
yang buruk rupa, dia dikucilkan dari saudara saudaranya karena memiliki bulu
yang berbeda, mari kita dengarkan bersama-sama !
v Munculkan
tokoh dan visualisasi “ dalam cerita kali ini, akan ada 4 orang tokoh penting
sayang, yang pertama adalah seorang guru yang bernama Ari, wajahnya cerah dan
menyenangkan ,yang kedua adalah seorang anak yang jago main karate, ia tak
takut dengan siapapun..... namanya Darwin, yang ketiga adalah seorang ketua
gerombolan penjahat yang benama Yoga, badanya tinggi besar dan bila tertawa
HA.....HA.....HA.....HA.....HA....”,Yoga memliki golok yang sangat besar,dan
seterusnya.
v Pijakan(
seting ) tempat “ Disebuah desa yang makmur.....”, “ Di pinggir pantai....”, Di
tengah Hutan belantara hiduplah.....” dan lain-lain
v Pijakan
( seting ) waktu, “Jaman dahulu kala....”, “ Pada suatu pagi yang cerah...”,
dan lain-lanya
v Ekspresi
dan Emosi :adegan orang marah, menangis, tertawa, berteriak dan lain
sebagainya.
Tentunya memberikan ending atau
akhir dari sebuah dongeng juga penting dalam peningkatan kreatifitas anak
didik, adapun evaluasinya dapat dilakukan dengan:
v Tanya
jawab seputar nama tokoh dari dongeng yang baru di bacakan yang boleh dicontoh
dan harus ditinggalkan
v Nyanyian
yang selaras dengan tema, baik dari lagu nasional ataupun dari lagu yang sedang
populer yang sudah kita ubah syairnya.
v Menggambar
salah satu adehan dalam dongeng, setelah selesai mendengarkan cerita teknik ini
sangat baik untuk mengukur daya tangkap dan imajinasi anak.
Selain itu media dan alat bercerita
berdasarkan penyajianya dapat disampaikan dengan menggunakan alat peraga atau
tanpa alat peraga.
F.
Simulasi
Dongeng Di KB Pembina Banjar Agung
1. Persiapan
Kegiatan Pembelajaran
Di bawah ini akan saya sajikan
contoh Dongeng yang sudah saya terapkan di KB Pembina Banjar Agung, dalam
meningkatkan kreatifitas Anak Usia Dini.
Di KB Pembina Banjar Agung, menu
dongeng di masukkan dalam salah satu indikator dan di jabarkan dalam Rencana
Kegiatan Harian, yang tentu saja kegiatanya telah disusun dalam jadwal, dan
menu dongeng di sesuaikan dengan kondisi tema pembelajaran yang sedang
berlangsung. Adapun contohnya sebagai berikut.
RENCANA
KEGIATAN HARIAN
KOBER
PEMBINA BANJAR AGUNG
Tema : BINATANG Kelompok/usia : Apel / 3-4 Tahun
Sub
tema : Binatang
Jinak
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Oktober
2012
Minggu/semester
:
|
INDIKATOR
|
KEGIATAN
|
ALAT / SUMBER BELAJAR
|
PENILAIAN
|
|
ALAT
|
HASIL
|
||||
PEMBIASAAN
Berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan dengan tertib
BAHASA
Mendebgarkan dongeng atau cerita
sederhana
FISIK MOTORIK
Berjalan
dengan 1 kaki,melompat,merayap dan berjinjit
SENI
a.mampu
mewarnai gambar sederhana dengan rapi tanpa bantuan guru
b.menyanyi
3-4 lagu anak-anak
|
KEGIATAN AWAL
a.berbaris dengan rapi didepan
kelas,masuk dg teratur dan antri.
b.membaca Doa,Salam
c.Menyanyikan beberapa lagu anak
d.Jurnal pagi ( menceritakan
kejadian selama perjalanan berangkat sekolah)
KEGIATAN INTI
BAHASA
a.mendongeng Kancil yang cerdik
b.menyebutkan dan menuliskan huruf
“K” dari kata awal Kancil
FISIK MOTORIK
a.Praktek melompat seperti
binatang Kancil
ISTIRAHAT
a.Cuci tangan,berdoa mau makan,dan
makan bekal masing-masing
b.bermain didalam dan luar ruangan
dengan tertib
KEGIATAN AKHIR
SENI
a.Mewarnai gambar Kancil
b.Menyanyikan Lagu Kancil
c.jurnal siang(tanya jawab
kegiatan sehari)
d.penutup doa mau pulang ,salam
|
Langsung Anak
Kartu gambar,celemek dongeng,
majalah dan buku tugas anak
Langsung anak,karet
Air,lap tangan,bekal anak
Ayunan,balok,prosotan jungkitan
Buku gambar anak
Tamborin dan gendang rebana
|
|
|
2. Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
di KB Pembina Banjar agung selain telah disusun dalam Rencana Kegiatan Harian,
bahan dan media pendukung juga perlu disiapkan, hal ini untuk memudahkan
pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Adapun media atau alat peraga
yang harus disiapkan dalam mendongeng adalah sebagai berikut:
Celemek dongeng,kartu gambar yang
akan diceritakan,naskah dongeng atau buku mendongeng.
Berikut
ini contoh salah satu naskah dongeng yang sudah di terapkan di KB Pembina
Banjar Agung,
KANCIL YANG CERDIK
Oleh.Ari Kuswanto, SP.d
Disuatu desa yang makmur di dipinggiran
hutan
nan besar terdapat sebuah perkampungan
yang damai sekali kampung itu bernama
kebun pisang. Disana hidup seorang
petani yang amat sangat rajin, Darwin nama petani itu. Pak darwin tinggal bersama anak kesayanganya ari namanya, selain dengan ari, pak darwin juga mempunyai binatang peliharaan seekor anjing yang penurut.
Pak
darwin adalah seorang petani yang amat sangat rajin,di ladangnya tumbuh subur
berbagai macam tanaman mulai dari padi,singkong,aneka sayur mayur juga
buah-buahan termasuk mentimun yang pak darwin tanam.
Sementara
itu didalam hutan belantara hiduplah sekawanan kancil yang sering menggangu dan
merusak lahan pak darwin. Seperti suatu hari,si kancil mencuri mentimun di ladang pak darwin. Sebenarnya kegiatan mencuri mentimun itu sudah
biasaa ia lakukan, namun agaknya hari itu adalah hari yang sial baginya. Saat
hendak mencuri, ia melihat orang-orangan sawah yang dipasang oleh pak darwin. Menyadari tipuan itu,ia
tersenyum mengejek.
“kau pikir bisa
menipuku, hah? ”katanya sambil memukul orang-orangan sawah itu.
Tak
disangka, Pak Darwin sudah melumuri orang-orangan sawah tersebut dengan getah
nangka. Tak ayal, kaki depan kancil yang dipakai memukul menempel lekat di
sana. Ia berusaha melepaskan diri dengan menarik kakinya sambil mendorong
orang-orangan sawah dengan kaki satunya namun justru kedua kakinya lengket
semua. Singkat cerita, pak darwin pun menangkapnya, kemudian memasukkanya
kedalam kurungan. Saat dikurung itulah, anjing peliharaan milik pak Darwin
mondar-mandir di dekatnya sambil menatapnya penuh curiga. “kenapa kau
dikurung?” tanya sang anjing. Si kancil hanya terenyum. Sebuah ide tiba-tiba
muncul di dalam otaknya yang cerdik. “Siapa bilang aku di kurung?” kata sang
Kancil penuh percaya diri. “aku sedang disuruh pak Darwin menyepi, membersihkan
jiwa disini.” “Apa maksudmu?” tanya
anjing penasaran. Pak darwin mau menjadikanku menantu. Makanya, aku disuruh
membersihkan jiwa terlebih dahulu,” sahut Kancil meyakinkan. Si Anjing mendadak
merasa cemburu. “Sialan, aku yang sudah sejak dulu ikut pak Darwin dan menjadi
penjaganya yang setia, tidak dijadikan menantu, justru kamu, yang baru saja
kenal, mau di jadikan menantu” gerutunya kesal. Merasa umpanya termakan si
Anjing, si Kancilpun menerapkan jurus selanjutnya. “Aih......, sungguh kasian
kamu. Pak Darwin bener-bener tidak adil. Kau yang setia kepadanya, malah di
nomor duakan. Si Anjing makin gondok. Saat itulah, si Kancil kembali memasang
umpan.”Hemmm...gini saja sobat. Bagaimana kalau kau yang masuk kedalam sini.
Kau bertapa di dalam sini. Sehingga bersih jiwamu. Dengan begitu, kau akan
diangkat menjadi menantu pak tani.”
Si anjing sontak
setuju. Wal hasil, iapun membuka kurungan si kancil,lalu masuk kedalamnya,
bagaimana dengan si kancil? Ia telah melenggang bebas keluar kembali masuk
kedalam hutan.
3. Hasil
dari pembelajaran
Dari kegiatan mendongeng di atas
ada banyak hal yang bisa di peroleh untuk mendukung kreatifitas anak didik
diantaranya adalah :
v Untuk
Pengengembangan Moral dan Agama
Dari cerita dongeng di atas pengembangan
moral dan agama yang dapat di tiru dan di terapkan adalah, janganmeniru sifat
Kancil karena walaupun dia cerdik tetapi dia telah menipu dan berbohong dan
berbohong adalah perbuatan yang tidak baik, tentunya anak juga dapat membedakan
perbuatan yang baik dan yang tidak baik.
v Untuk
pengembangan sosio-emosional
Anak dapat berlatih mengkontrol
emosinya ketika sedang mendengarkan cerita,tentu saja di bantu pendidik dalam
menceritakan dongeng tersebut agar dapat memancing emosi anak dan hanyut dalam alur
cerita yang sedang di sajikan.
v Untuk
pengembangan Bahasa
Secara tidak langsung anak akan
aktif bercerita dengan temanya setelah mendengarkan dongeng,menambah kosa kata
dan perbendaharaan kata anak.
v Untuk
pengembangan Kognitif
Anak dapat berlatih mengenal
matematika permulaan dengan menghitung jumlah kaki kancil,juga bisa belajar
tentang sains permulaan yaitu dengan melihat metamorfosis sederhana perkembang
biakan kancil
v Untuk
pengembangan Motorik
Anak dapat menirukan gerakan kancil
melompat tentunya hal ini akan melatih otot pada anak didik
v Untuk
Pengembangan Seni
Anak dapat belajar mewarnai gambar
sederhana misal gambar kancil,dan juga bisa menyanyikan lagu si Kancil
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya mendongeng mulai meredup
ditengah merebaknya kemajuan teknologi,warnet, komputer, game, dan lainya.
Padahal, dongeng yang menyelipkan nilai-nilai moral telah beratus-ratus
tahunmenjadi media pembentuk kepribadian sejak usia dini. Untuk menggalakkan
kembali budaya mendongeng bagi anak usia dini mari kita mulai dari lembaga
sekolah kita sendiri,kita mulai dari diri kita pribadi sebagai seorang pendidik
untuk lebih mencintai warisan budaya kita dengan memperkenalkan dongeng kepada
peserta didik kita. Budaya mendongeng diharapkan kedepanya bisa dilestarikan di
lingkungan keluarga,sekolah maupun ruang lingkup yang lebih luas lagi. Melalui
kebiasaan mendongeng mari kita tanamkan komunikasi yang harmonis dan menanamkan
nilai-nilai moral kepada anak-anak kita agar anak lebik kretif dan inofatif.
B. Saran
Mengingat masih rendahnya minat
mendongeng bagi kalangan pendidik di indonesia, maka tidak perlu menunggu
pemerintah untuk merealisasikan upaya minat mendongeng, tetapi harus di mulai
dari diri kita pribadi sebagai seorang pendidik dari lembaga kita sendiri,
dengan melakukan berbagai upaya sederhana sesuai dengan kondisi masyarakat
setempat. Serta membiasakan teladan-teladan edukatif yang dapat menumbuh
kembangkan budaya mendongeng.
Dengan kegiatan mendongeng yakinlah
bahwa kreatifitas anak didik akan semakin berkembang, untuk itu mari kita semua
berlomba-lomba memasukkan dongeng pada pembelajaran di lembaga kita sebagai
upaya untuk meningkatkan kreatifitas anak didik kita.
C. Rekmendasi
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN TULANG BAWANG
KELOMPOK BERMAIN
PEMBINA
KEC. BANJAR AGUNG KAB. TULANG BAWANG
Jl. Ethanol ,Tunggal Warga,Kec.Banjar
Agung
REKOMENDASI
No.421.02/147/KB.P-BA/2013
Ketua Pengelola Kelompok Bermain Pembina
Kampung Tunggal Warga,Kecamatan Banjar Agung dengan ini merekomendasikan bahwa
Karya nyata ini adalah asli hasil karya Tutor atau Guru Kelompok Bermain
Pembina dan layak diajukan sebagai naskah karya dalam rangka Jambore PTK-PNF
Tahun 2013 untuk kategori Lomba Karya Nyata ( LKN ) Pendidik PAUD dalam materi
lomba Peningkatan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Dongeng dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1.
Yang bersangkutan adalah
Tutor/Guru/pendidik pada Kelompok Bermain Pembina dan masih aktif sejak tahun 2010
sampai dengan sekarang.
2.
Karya yang dihasilkan adalag sebuah
implementasi dari kegiatan pembelajaran melalui dongeng yang sudah diterapkan
di Kelompok bermain pembina.
3.
Karya yang di hasilkan dan sudah
dilaksanakan layak di jadikan contoh bagi lembaga-lembaga penyelenggara PAUD
Non Formal lainya di masayarakat.
Demikian Rekomendasi ini diberikan
sebagai kelengkapan persyaratan Jambore PTK-PNF tahun 2013 untuk kategori Lomba
Karya Nyata ( LKN ) bagi Pendidik Paud Dengan materi Lomba Peningkatan
Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Dongeng
Banjar Agung,
Juni 2013
Ketua Pengelola
Kelompok Bermain Pembina
Neneng Qomariyah,S.pd
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, I.(2009). Kepemimpinan dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Dongeng: Studi Kasus PAUD Unggulan Nasional Anak Saleh
Malang.Yogyakarta: Aditya Media
Depdikbud. (1999). Pembelajaran Terpadu S-1 PAUD dan Pendidikan Dasar. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurgiantoro,198.(2005). Pengertian Dongeng bagi Anak Usia Dini.
Surabaya:KBBI
Departemen Pendidikan Nasional. (2006) Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajeman
Pendidikan Dasar Dan Menengah
Muhyidin Albarois, M.Pd.I.(2012) Demi Cinta Mendongenglah. Jakarta:
Pelangi IGTK
2013
Terbaik.....
BalasHapus